Sejalan dengan pemikiran Mbak Widz dalam tulisanya yang berjudul 'Titik Lingkaran Itu Akan Kembali Ke Asalnya' bahwa semua kebaikan yang kita mulai akan kembali kepada kita lagi. Bukan hanya kata-kata, beliau menunjukan bukti konkrit tentang berbagi dengan cara berbeda.
Mengadakan lomba menulis tentang berbagi, langkah tepat untuk menggali kesadaran tentang berbagi itu sendiri. Sebab kegiatan ini menyentil langsung hati para penulis dan pembaca. Para penulis tentunya tak sekedar teori dalam tulisannya tetapi belajar dari pengalaman baik pengalam sendiri atau orang lain. Pembaca, sedikit banyak tentu tergerak dengan tulisan-tulusan yang mengispirasi untuk saling berbagi.
Sekali dayung dua pulau terlampaui, peribahasa tepat untuk kegiatan ini. Pertama, hadiah yang didapat merupakan cara berbagi Mbak Widz kepada sesama pecinta literasi. Kedua para penulis lomba telah ikut berbagi melalui tulisannya.
Belajar dari semua yang disebutkan di atas, satu poin pentingnya adalah berbagilah mulai dari yang terdekat. Tidak harus menunggu menjadi kaya raya, karena berbagi bukan sekedar tentang uang yang kita berikan untuk orang lain.
Jika seorang penulis berbagi dengan tulisannya, seorang dermawan dengan hartanya. Maka kita sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, kita bisa berbagi sesuai kemampuan yang kita miliki sekarang. Dimulai dari hal kecil tetapi bisa membuat orang nyaman. Seperti berbagi senyuman.
Melangkah lebih jauh sedikit, kita juga bisa berbagi pengetahuan. Bukan berarti pengetahuan-pengetahuan yang masuk kategori pengetahuan seperti ilmuwan cukup dengan menjawab pertanyaan sepele seseorang, meskipun terkadang itu terlihat konyol. Seperti menjawab pertanyaan anggota grup WA misalnya, sekiranya anda tahu jawablah.
Berbagi adalah bentuk sederhana tentang kepedulian kita terhadap orang lain. Tak muluk-muluk berbagi dengan ikhlas, yang terpenting kita telah berbagi. Sebab kelemahan kita sebagai manusia adalah pamrih. Sebaik-baik pamrih manusia adalah mengharap pahala dari Tuhannya. Maka dari itu jangan pernah merasa sungkan dan enggan untuk berbagi.
Perlakuan orang lain dan lingkungan adalah reaksi dari perbuatan kita sendiri. Selain untuk menjaga hubungan baik dengan sesama dan lingkungan, dengan berbagi kita bisa menekan tingkat stres kita. Sebab berbagi membuat kita gembira dan merasakan kepuasan terhadap kehidupan yang kita jalani.
Selain itu berbagi dapat meningkatkan rasa saling percaya antar sesama dan menekan prasangka buruk terhadap orang lain.
Semua manfaat berbagi itu timbal baliknya kembali lagi pada diri kita, bukan? Maka dari itu jangan pernah ragu untuk menjadikan diri sebagai titik awal sebuah kebaikan.
Bekasi, 28 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H