Mohon tunggu...
Mutia AzubaDalimunthe
Mutia AzubaDalimunthe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat

Don't give up! Patience doesn't mean slow

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Melibatkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Segala Urusan

18 Februari 2021   15:30 Diperbarui: 18 Februari 2021   15:33 11704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dibuat, 18 Januari 2021, dokpri)

Akupun mulai belajar giat kembali. Aku mulai mengerjakan soal-soal di bimbel onlineku lebih banyak dari biasanya, mengikuti TO online dan aku tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang atau membuang-buang waktuku. Akupun mendaftar untuk mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2020. Pada tahun itu juga Indonesia pertama kali terinfeksi virus covid-19. Akibatnya seleksi SBMPTN pun ditunda untuk beberapa waktu.

Setelah adanya penetapan akan dilaksanakan seleksi SBMPTN dengan kondisi pandemi. Peserta wajib mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, seperti memakai masker, menjaga jarak, ukur suhu tubuh sebelum masuk ke ruangan ujian dan lain sebagainya. Dan soal yang diujiankan hanya berupa soal Tes Potensi Skolastik (TPS).

Di hari pelaksanaan ujian SBMPTN, keluargaku yang mengantarku sampai ditempat ujian yaitu di daerah Medan dan di salah satu universitas yang telah ditentukan oleh pihak ltmpt. Kecemasanku, ketakutanku sedikit demi sedikit menghilang, karena saat aku berangkat aku mulai bershalawat sampai ketempat ujian dan sebelum mengerjakan ujian aku berdoa kepada yang maha kuasa agar diberi pengetahuan dalam mengerjakan soal-soal yang ada dihadapanku.  

Saat aku mengerjakan soal ujian, aku merasa Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kemudahan dalam menyelesaikan setiap soal yang ada dihadapanku. Kenapa? Karena waktu itu aku merasa soal yang aku dapatkan lebih mudah dari soal-soal latihan biasa yang aku kerjakan. Setelah ujian usai, akupun tak lupa mengucap syukur dan aku hanya tinggal menunggu pengumuman SBMPTN 2020.

Kemudian, pada hari jum'at, 14 agustus 2020 (pukul 15.00 WIB) merupakan hari pengumuman SBMPTN. Akupun membuka pengumuman tersebut setelah shalat ashar dan saat seluruh keluargaku berkumpul di rumah. Tepatnya pukul 16.02 WIB. Sebelum membukanya ibuku mengatakan kepadaku apapun hasilnya jangan pernah menyerah dan tetap berdoa. Lalu akupun membukanya dan aku mendapatkan hasil yang berwarna hijau dengan tulisan selamat aku lulus di pilihan keduaku yaitu jurusan Kesehatan Masyarakat pada salah satu Universitas Islam Negeri.

Ibuku pun bertanya kepadaku mengapa waktu itu aku menangis, dan ibuku juga mengatakan jika aku tidak menyukai jurusannya, maka jangan diambil. Hal itu dikatakan oleh ibuku karena ibuku tahu bahwa aku menginginkan lulus jurusan kedokteran. Ibuku juga mengatakan kepadaku jika memang aku menginginkannya, ibuku akan berusaha dalam satu tahun kedepan mengumpulkan biaya untuk kuliah kedokteranku. Dimana untuk kuliah kedokteran kami memerlukan biaya yang cukup banyak.

Akupun menahan tangisku dan aku berfikir jika aku tidak kuliah tahun ini dan memutuskan bekerja sedangkan pada saat itu banyak orang yang kehilangan pekerjaannya dan mencari pekerjaan saja susah akibat wabah covid-19.

Aku pun memutuskan untuk melanjutkan kuliahku dengan jurusan kesehatan masyarakat. Mungkin yang terlintas dengan cita-citaku menjadi seorang dokter, sedangkan seorang dokter memiliki kewajiban untuk membantu orang tanpa memandang statusnya dan menolong semaksimal mungkin yang mereka bisa. Dan kesehatan masyarakat juga hampir sama, hanya saja kesmas mencegah atau mengedukasi seseorang (masyarakat) agar tidak terserang penyakit. Aku juga berusaha mengatakan pada diriku waktu itu bahwa Allah subhanahu wa ta'ala lebih mengetahui apa yang terbaik bagiku dari yang hanya baik.

Kedua orang tuaku tidak melarangku pada waktu itu dengan pilihanku dan keinginanku menjadi seorang dokter. Padahal aku tahu bahwa ibuku bekerja dengan gaji yang hanya cukup untuk makan dan kebutuhan kecil lainnya, karena sebagian gaji ibuku digunakan untuk melunasi hutang-hutangnya di bank. Sedangkan ayahku juga tidak bekerja lagi.

Aku bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan aku lulus di pilihan keduaku yang memerlukan kurang lebih 3 jam perjalanan menuju tempat kuliah dari rumahku. Dimana Allah subhanahu wa ta'ala memberikanku banyak kemudahan. Baik dalam menyelesaikan kebimbanganku, membuat hatiku tenang dan banyak hal lainnya yang aku rasakan dalam hidupku.

Akupun juga teringat bahwa aku pernah meragukan diriku sendiri dengan pilihanku menjadi serang dokter. Bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala mengabulkan keinginanku jika aku sendiri tidak yakin pada kemampuanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun