Manusia merupakan makhluk Allah subhanahu wa ta'ala yang istimewa dari semua ciptaan-Nya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal (pemikiran), yang membedakan manusia dengan makhluk Allah subhanahu wa ta'ala lainnya. Setiap manusia memiliki urusan ataupun permasalahan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam menyelesaikan (menghadapi) masalah yang dia hadapi, terkadang manusia lupa dengan zat yang menciptakannya dan yang memiliki 99 Asmaul Husna. Maka dari itu saya akan membahas tentang "Melibatkan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam segala urusan".
Saya sering sekali membaca atau mendengar tentang Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan ujian kepada hamba-hambanya. Yang dikatakan ujian disini bukanlah seperti ujian tengah semester, UN, dan yang lainnya. Namun ujian ini merupakan ujian (cobaan) hidup yang diberikan Allah kepada kita untuk mengetahui tingkat keimanan kita ( terdapat dalam QS Al-Baqarah ayat 214). Dan Allah Subhanahu wa ta'ala tidak akan memberikan cobaan kepada kita selain kita mampu dalam menghadapinya. Jadi sesulit apapun masalah yang saya hadapi dalam hidup ini. Saya meyakini bahwa saya mampu dan bisa menghadapinya dengan melibatkan Allah Subhanahu wa ta'ala.
Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan kita ujian, lalu kenapa kita tidak melibatkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam menyelesaikannya? Terkadang manusia merasa hebat akan kemampuannya. Ingatlah sesungguhnya tiada yang paling hebat kecuali Allah subhanahu wa ta'ala. Â Jika Allah subhanahu wa ta'ala berkehendak maka hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Saya sering mendengarkan ceramah beberapa ustad yang menceritakan kisahnya dalam melibatkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam segala urusannya. Dalam ceramah tersebut saya tersadar bahwa segala hal yang ada di dunia ini tidak akan terjadi kecuali Allah subhanahu wa ta'ala menghendakinya. Di sini saya akan menceritakan kemudahan dalam urusan saya dengan melibatkan Allah subhanahu wa ta'ala.
Ceritaku dimulai sejak aku hijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pada saat aku duduk di kelas 3 SMA, dimana banyak orang memikirkan kemana mereka akan melanjutkan studynya setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Akupun merasakan hal yang sama seperti yang mereka rasakan. Sejak aku umur 5 tahun aku sangat ingin menjadi salah satu dari tenaga medis yaitu dokter. Hal ini membuat aku belajar dengan giat dan mempertahankan nilaiku dari kelas 1 sampai kelas 3 SMA, dan alhamdulillah nilaiku meningkat setiap semesternya.
Pada saat itu aku ingin kuliah dengan jurusan Kedokteran dan untuk meningkatkan pengetahuanku, aku mengatakan kepada orang tuaku untuk les di salah satu bimble di daerahku. Dan kebetulan pada saat itu bimbel tersebut melakukan sosialisasi di sekolahku. Mereka membagikan brosurnya serta memberikan diskon kepada siswa/i yang berprestasi. Dan aku salah satu dari siswa/i berprestasi  tersebut. Aku bahagia dan memberitahukannya kepada kedua orang tuaku. Pada saat aku mengatakan kepada kedua orang tuaku, aku merasa tidak yakin. Kenapa? Karena abangku baru saja lulus seleksi untuk magang di Jepang dan memerlukan uang yang begitu banyak.  Diskon untuk siswa/i berprestasi tersebut mempunyai jangka waktu 3 hari dari hari itu. Dan orang tuaku pun menjelaskan kondisi mereka pada saat itu. Akupun tidak bisa memaksakan kehendakku.
Keesokan harinya, pukul 02.30 WIB aku terbangun dan mengerjakan shalat sunnah tahajut. Karena disetiap aku ada masalah aku selalu mengadukannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Aku mengatakan segala masalahku kepada-Nya dan meminta petunjuk-Nya. Selesai berdoa aku merasa tenang, walaupun pada saat itu aku ingin sekali untuk les tambahan di bimbel tersebut.
Selang 3 hari dari sosialisasi bimbel tersebut, Datanglah sosialisasi dari salah satu bimbel online yang terkenal. Mereka menjelaskan segala aspek yang mendukung pembelajaran walau melalui online dan apa saja keunggulan-keunggulannya. Akupun mendengarkan secara seksama, setelah pulang sekolah aku mengatakannya kepada kedua orang tuaku. Â Karena harganya yang murah dan terjangkau orang tuaku pun memperbolehkan aku untuk bimbel online tersebut. Akupun menggunakan bimbel online dengan mengambil paket SMA+SBMPTN waktu itu.
Setelah beberapa bulan berjalan, tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan kami sudah memasuki Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Semua siswa/i didata dan diseleksi untuk mengikutinya. Aku lulus seleksi pertama dan saat penentuan jurusan aku ingin memilih kedua pilihanku dengan jurusan Kedokteran di dua universitas yang berbeda. Namun aku masih ragu dengan pilihanku, aku ragu apa aku bisa untuk kuliah dengan jurusan kedokteran? Berbagai pertanyaan muncul dalam pikiranku. Saat itu kebimbangan dan keraguan muncul, dan aku membaca postingan di Instagram yaitu " Jika kau berada di dua pilihan yang membuatmu bingung untuk memutuskannya, maka laksanakanlah shalat isthikharah. Insyaallah Allah subhanahu wa ta'ala akan menuntunmu dalam menyelesaikannya".
Setelah aku membaca postingan tersebut, aku meniatkan untuk bangun pukul 02.00 WIB dan mengerjakan shalat istikharah. Selama 3 hari berturut-turut aku selalu melaksanakan shalat istikharah. Dihari keempat akupun sekolah seperti biasanya. Pada waktu itu, wali kelasku menyarankan untuk salah satu temanku memilih jurusan Kesehatan Masyarakat. Entah kenapa pada saat mendengar jurusan tersebut, aku menjadi tertarik dan akupun mencari tahu tentang jurusan tersebut. Setelah aku mencari tahu tentang jurusan tersebut, aku merasa jurusan itu sesuai dengan diriku. Kemudian akupun memilih jurusan tersebut untuk pilihan ke dua setelah kedokteran.
Tibalah disaat pengumuman dan aku sangat mengingatnya, waktu itu pengumumannya aku buka setelah shalat zuhur (tepatnya pukul 13.00 WIB). Saat membuka portal ltmptnya sedikit lama loadingnya karena banyak yang membukanya. Dan hasilnya aku mendapatkan warna merah (tidak lulus). Perasaanku waktu itu kecewa, sedih dan campur aduk. Dimana aku mengetahui bahwa temanku yang nilainya lebih rendah dariku mereka bisa lulus sedangkan aku yang nilainya tinggi tidak lulus baik dipilihan pertama maupun kedua.
Aku pun mengatakan hasilnya kepada kedua orang tuaku. Ibuku mengatakan kepadaku agar  jangan menyerah, aku sudah berjuang semampu diriku dan  masih ada jalur ujian, jadi jangan putus asa dan berdoa kepada yang maha kuasa agar dipermudah segalanya. Papaku juga mengatakan kepadaku doa mereka selalu menyertaiku. Mendengar perkataan kedua orang tuaku, akupun merasa semangat kembali dan berterimakasih kepada yang maha kuasa karena telah menguatkanku melalui kedua orang tuaku.