Kulihat ia berjalan menuju meja guru. Aku tak tahu dia mengatakan apa kepada Bu Ida, guru yang mengajar saat ini. Tak lama kemudian ia kembali ke tempat dudukku.
"Ke UKS saja. Aku sudah ijinkan ke Bu Ida." Ucapnya lembut.
"Tidak perlu. Aku mau di kelas saja." Ucapku. Aku tak mau meninggalkan kelas. Walaupun Rani benar. Sepertinya aku memang tidak sehat.Â
Tidak lama kulihat Bu Ida berjalan menghampiriku.Â
"Toni, tolong antar Rangga ke UKS." Ucap Bu Ida pada Toni.
"Saya mau ikut pelajaran Bu." Ucapku kepada Bu Ida.
"Sepertinya kamu lebih baik istirahat dulu. Pucat begitu. Ibu tahu seminggu kemarin kamu mengurus organisasi tanpa henti." Titah Bu Ida yang sepertinya tak bisa aku bantah lagi.
Toni yang sudah menyanggupi akan membawaku pun mengangkat tubuhku perlahan. Dan siapa yang sangka! Aku memang benar-benar lemah saat ini. Mungkin Bu Ida benar. Aku butuh istirahat. Fisikku sudah dibuat babak belur seminggu kemarin, dan dua hari ini pikiranku terisi penuh dengan Rani.Â
"Seorang Rangga bisa tumbang juga ternyata." Ucap Toni saat  mengantarku ke UKS. Tidak sampai dipapah kok. Hanya berjalan disampingku yang beberapa kali oleng ke kanan dan ke kiri.
"Aku juga manusia." Balasku sambil tersenyum tipis.
Aku langsung membaringkan diriku di atas brankar UKS begitu memasuki ruagan itu. Kupejamkan mataku sejenak. Dan ya, sekarang aku benar-benar bisa merasakan pusingnya.Â