Beberapa guru menuntut agar muridnya dapat mengingat materi yang disampaikan yang mana keluar dalam soal-soal ujian, tanpa paham konsep asalnya. Hal tersebut dapat membatasi mindset peserta didik dalam pengambangannya. Oleh karena itu pendidikan yang membebaskan peserta didik sangatlah penting. Pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Pendidikan yang membebaskanÂ
Maksud pendidikan yang membebaskan yaitu pendidikan yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang merdeka. Tugas orang tua memang mendapatkan amanat dari Tuhan untuk mendidik anaknya agar menjadi orang yang baik dan bertakwa kepada-Nya.Â
Begitu juga guru yang memiliki tanggung jawab secara profesional mengajarkan ilmu kepada muridnya. Namun, bukan berarti pendidik bisa bertindak semena-mena sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa mendengar apa yang menjadi keinginan sang anak
Pendidikan yang membebaskan juga bertujuan agar peserta didik dapat menumbuhkan kesadaran kritis yang mampu mendorong kemampuannya untuk menafsirkan persoalan nyata dalam kehidupannya. Oleh karena itu, proses dalam pendidikan dinilai lebih penting daripada hasilnya.Â
Dalam praktiknya, proses pendidikan merupakan upaya secara sadar dalam memanusiakan manusia. Hakikatnya, pendidikan berupaya membantu dalam perkembangan peserta didik yang dimana awalnya peserta didik belum mengetahui menjadi tahu, yang awalnya belum paham menjadi paham. Â
Metode pengajaran yang diberikan pendidik dapat berpengaruh pada kebebasan peserta didiknya. Seorang pendidik memiliki tugas untuk mengajarkan suatu ilmu kepada anak didiknya. Namun jika guru hanya mengajarkan muridnya hanya melalui satu arah, peran murid disini akan pasif hanya sekadar menerima ilmu dari guru saja.Â
Maka pendidik diharapkan dapat membimbing dan mendampingi muridnya dalam proses belajar mengajar, sehingga pola hubungan antara pendidik dan peserta didik sejajar. Guru tidak melulu menjadi subjek, sedangkan murid diperlakukan menjadi objek. Jika pola hubungan pendidik dan peserta didik sejajar, terjadi pendidikan yang membebaskan.Â
Dialog dalam proses belajar mengajar kelak dapat mengembalikan hakikat dan tujuan pendidikan yang mencerdaskan generasi bangsa dan membebaskan dari belenggu penindasan di samping memanusiakan manusia.
Mutia Fadlilah/S1 Pend. Matematika/ Fakultas Trbiyah dan Keguruan/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H