Mohon tunggu...
Mutia Fadlilah
Mutia Fadlilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Seorang Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma Pendidikan yang Membebaskan Vs Membelenggu

22 Oktober 2022   19:47 Diperbarui: 22 Oktober 2022   21:21 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa guru menuntut agar muridnya dapat mengingat materi yang disampaikan yang mana keluar dalam soal-soal ujian, tanpa paham konsep asalnya. Hal tersebut dapat membatasi mindset peserta didik dalam pengambangannya. Oleh karena itu pendidikan yang membebaskan peserta didik sangatlah penting. Pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Pendidikan yang membebaskan 

Maksud pendidikan yang membebaskan yaitu pendidikan yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang merdeka. Tugas orang tua memang mendapatkan amanat dari Tuhan untuk mendidik anaknya agar menjadi orang yang baik dan bertakwa kepada-Nya. 

Begitu juga guru yang memiliki tanggung jawab secara profesional mengajarkan ilmu kepada muridnya. Namun, bukan berarti pendidik bisa bertindak semena-mena sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa mendengar apa yang menjadi keinginan sang anak

Pendidikan yang membebaskan juga bertujuan agar peserta didik dapat menumbuhkan kesadaran kritis yang mampu mendorong kemampuannya untuk menafsirkan persoalan nyata dalam kehidupannya. Oleh karena itu, proses dalam pendidikan dinilai lebih penting daripada hasilnya. 

Dalam praktiknya, proses pendidikan merupakan upaya secara sadar dalam memanusiakan manusia. Hakikatnya, pendidikan berupaya membantu dalam perkembangan peserta didik yang dimana awalnya peserta didik belum mengetahui menjadi tahu, yang awalnya belum paham menjadi paham.  

Metode pengajaran yang diberikan pendidik dapat berpengaruh pada kebebasan peserta didiknya. Seorang pendidik memiliki tugas untuk mengajarkan suatu ilmu kepada anak didiknya. Namun jika guru hanya mengajarkan muridnya hanya melalui satu arah, peran murid disini akan pasif hanya sekadar menerima ilmu dari guru saja. 

Maka pendidik diharapkan dapat membimbing dan mendampingi muridnya dalam proses belajar mengajar, sehingga pola hubungan antara pendidik dan peserta didik sejajar. Guru tidak melulu menjadi subjek, sedangkan murid diperlakukan menjadi objek. Jika pola hubungan pendidik dan peserta didik sejajar, terjadi pendidikan yang membebaskan. 

Dialog dalam proses belajar mengajar kelak dapat mengembalikan hakikat dan tujuan pendidikan yang mencerdaskan generasi bangsa dan membebaskan dari belenggu penindasan di samping memanusiakan manusia.

Mutia Fadlilah/S1 Pend. Matematika/ Fakultas Trbiyah dan Keguruan/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun