Mohon tunggu...
Mutia
Mutia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of MTsN Padang Panjang

Coffee, study, and stress.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hah, Inikan Kita yang Mau Prank, Kok Malah Kita yang Kena Prank?

21 Desember 2022   20:50 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini aku dan teman teman sedang berkumpul dan merencanakan sesuatu yang luar biasa. Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu wali kelas kami berulang tahun tapi saat itu kami sedang melaksanakan ujian akhir semester sehingga kami tidak bisa merayakannya. Nah, karena itulah kami memutuskan untuk merayakannya setelah ujian berakhir dan kemarin adalah hari terakhir ujian. Dari jauh jauh hari kami sudah memesan sebuah kue dan juga membeli hadiah untuk diberikan kepada wali kelas kami nantinya.

Pagi ini aku berangkat sekolah seperti biasa dan bertemu teman temanku. Dari sekitar pukul 7.30 pagi lingkungan sekolah sudah terlihat ramai. Para murid bergegas menemui guru bidang studi untuk menyelesaikan tugas mereka.

Berhubung semua tugasku sudah selesai, tidak banyak hal yang bisa kulakukan. Kantor guru dipenuhi oleh banyak murid yang ingin menyelesaikan tugas-tugas mereka. Sesekali aku datang ke kantor guru untuk melihat apakah namaku masuk dalam list nama murid yang belum melengkapi tugasnya.

Setelah semua tugas dan remedial dikerjakan, guru bidang studi akan memberikan tanda tangan pada sebuah blanko yang sudah diberikan pada murid-murid sebelumnya. Setiap murid harus mendapatkan tanda tangan seluruh guru bidang studi sebagai syarat untuk libur semester. Karena itulah kantor guru begitu ramai saat ini.

Aku sedang duduk bersama temanku sambil berbincang bincang tentang beberapa hal. Tiba tiba fokus kami hilang karena sebuah pengumuman dari ruang piket.

“Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas IX.C agar berkumpul di depan kelas IX.I sekarang juga,” begitu yang dikatakan pengumuman tersebut.

“Wah kayaknya udah mau mulai nih, teman-teman aku duluan ya… ntar kita cerita-cerita lagi,” pamitku kepada teman temanku yang ada di sana, karena mereka tidak sekelas denganku.

“Okey, dadahh,” ujar mereka.

Berhubung kelas IX.I tidak begitu jauh, tidak butuh waktu lama bagiku untuk sampai ke sana. Terlihat sudah ada beberapa temanku yang berkumpul. Setelah aku datang, teman-temanku yang lain juga mulai berdatangan.

“Nah, semuanya udah berkumpulkan? Kita mulai aja langsung,” ucap salah satu temanku.

Aku tentu sudah tahu tujuan kami berkumpul di tempat ini. Kami sudah pernah membahasnya sebelumnya, yaitu adalah kami ingin memberi kejutan ulang tahun untuk wali kelas kami. Kamipun mulai menyusun rencana untuk mengejutkan wali kelas kami, dan tanpa menunggu waktu lebih lama kami langsung saja memulainya.

“Okey gitu aja rencananya, nanti kita bakalan prank ibuk trus kalian langsung angkat kuenya, jangan lupa direkam ya,” ujar temanku.

“Biar kami berdua yang nyamperin ibuk, yang lainnya siap-siap di sini,” ucap temanku yang lainnya lagi.

Sebenarnya rencana kami tidak berjalan lancar pada awalnya, ini benar-benar sangat lucu kalau diingat-ingat lagi. Padahal rencana kami awalnya adalah ingin mem-prank wali kelas kami, tetapi malah sepertinya kami yang di prank oleh wali kelas kami. Karena beliau tak kunjung datang, hingga kami menunggu cukup lama.

Setelah sekian lama akhirnya temanku datang dan memberi kode bahwa wali kelas kami dalam perjalanan ke sini. Kami mulai berkumpul dan mengatur posisi untuk menyembunyikan kue yang telah disiapkan. Lalu datanglah wali kelas kami dengan wajah yang terlihat panik sambil berlari ke arah kami.

“Kenapa ini? Kalian-” belum selesai wali kelas kami berbicara dan..

“SURPRISE!!” ucap kami serentak.

“Selamat ulang tahun Ibuk!!”

“Barakallah fii umrik ibuk!!” ujar kami semua sambil menyanyikan lagu barakallah fii umrik.

Wali kelas kami yang tadinya terlihat panik, berubah raut wajahnya menjadi terharu dan senang. Teman-temanku langsung membawakan kue dan hadiah yang sudah dipersiapkan ke hadapan wali kelas kami tersebut, kami pun mengambil beberapa foto bersama di kelas kami. Dan saat yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu pemotongan kue disertai dengan do’a dan harapan wali kelas kami.

Dan begitulah cara kami merayakannya, kami menikmati kuenya dan bersenang-senang. Sebagian kue nya disisakan untuk guru-guru lain di ruang guru. Tenang ajaa.. kuenya besar kok, jadi cukup untuk semua orang. Setelah momen yang mengharukan dan menyenangkan serta beberapa drama yang dilalui, akhirnya rencana kami berjalan lancar dan setelahnya kamipun pulang ke rumah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun