Pasar Tahunan merupakan salah satu hiburan yang masih eksis hingga saat ini dan biasa disebut Expo. Pasar tahunan sudah ada sejak abad ke-20 pada zaman Hindia-Belanda. Saat itu masyarakat Hindia-Belanda menyebutnya dengan sebutan Jaarmarkt.
Jaarmarkt berasal dari Bahasa Belanda. Jaar artinya tahun dan Markt artinya pasar. Jaarmarkt merupakan pasar tahunan yang di kontrolir oleh J.E Jasper pada 21 mei tahun 1905 di surabaya. Jaarmarkt diadakan berdekatan dengan ulang tahun Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda) sekaligus untuk memeriahkan ulang tahun sang Ratu.
Jaarmarkt Surabaya bisa disebut sebagai pelopor penyelenggaraan acara pasar tahunan. Kesuksesan penyelenggaraan Jaarmarkt di Surabaya oleh Jasper pada tahun 1905 diikuti di berbagai kota. Seperti Bandung dengan sebutan Jaarbeurs diselenggarakan pada akhir juni sampai awal juli, Semarang menyelenggarakan pasar malam mulai akhir juli sampai awal agustus, dan Batavia menyelenggarakan Pasar Gambir pada akhir Agustus sampai awal september. Pasar tahunan yang diadakan di setiap kota memiliki nama yang berbeda-beda serta ciri khas masing-masing.
Tujuan utama Jaarmarkt adalah sebagai ajang promosi produk-produk dan komoditi yang di hasilkan dari industri-industri besar dan industri pribumi. Karena sebagian industri lokal kerajinan dan seni masih belum di kenal bahkan oleh masyarakat Hindia-Belanda. Mereka seringkali ingin memiliki sebuah benda kerajinan atau ukiran artistik lokal, Namun mereka tidak tahu sama sekali kemana mereka harus pergi untuk membelinya.
Komoditas yang diperjual belikan di dalam pasar tahunan biasanya berupa anyaman, tenun, kerajinan tulang, ukiran kayu, kerajinan besi dan lainnya. Tidak hanya produk-produk kerajinan yang di tampilkan, tetapi beberapa hiburan yang memadukan unsur budaya dari berbagai golongan orang Eropa, Timur asing maupun pribumi juga turut ikut disertakan seperti berdansa, tarian topeng, gandroeng Bali, sandoeran madoera dan lainnya.
Pasar tahunan banyak menyedot perhatian masyarakat dari kalangan pribumi maupun orang-orang Eropa. Acara tersebut sangat meriah sehingga cukup menguntungkan bagi pemerintah Hindia -- Belanda. Kemeriahan acara Jaarmarkt yang diadakan setiap tahunnya di Surabaya banyak menghimpun industri dalam pasar tahunan yang diselenggarakan.
Penyelenggaran Jaarmarkt di Surabaya terus bergulir hingga tahun 1930. Meskipun kondisi keuangan mengalami krisis akibat terjadinya malaise, namun Jaarmarkt masih mampu berjalan pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1942 Jepang menguasai pemerintahan Hindia Belanda, sehingga tempat penyelenggaraan Jaarmarkt berubah fungsi menjadi asrama tentara Dai Nippon. Selama Jepang menduduki tempat tersebut. kegiatan pasar tahunan mengalami kevakuman. Terhitung selama 7 tahun dari 1942 hingga 1949 tidak ada kegiatan yang serupa dengan Jaarmarkt. Selama berlangsungnya acara pasar tahunan yang diadakan di Surabaya memberikan berbagai macam pengaruh. Salah satunya adalah peningkatan terhadap sektor industri kerajinan dan hiburan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H