Kontribusi Ekonomi lahan Basah bagi Masyarakat
Ketika ditanya tentang kontribusi lahan basah terhadap penghidupan masyarakat, mayoritas responden menyatakan bahwa lahan basah sangat berkontribusi terhadap perekonomian mereka. Sebanyak enam dari sepuluh responden mengakui bahwa lahan basah berperan cukup besar dalam meningkatkan penghidupan, terutama melalui sektor pertanian dan perikanan. Misalnya, Pak Yanto, seorang petani berusia 40 tahun, menyebutkan bahwa sebagian besar penghasilan keluarganya berasal dari budidaya padi di lahan basah. Begitu pula dengan pak Rahman, yang telah lama memanfaatkan lahan basah untuk budidaya ikan,contohnya ikan lele.
Namun, ada juga responden yang merasa kontribusi lahan basah masih kurang optimal,seperti pak Joko,seorang pekerja Swasta,yang menyebutkan bahwa kurangnya teknologi dan akses pasar membuat lahan basah tidak di manfaatkan secara maksimal. Tantangan ini menunjukan bahwa masyarakat sekitar membutuhkan program-program pendukung yang lebih baik untuk meningkatkan kontribusi lahan basah terhadap kesejahteraan masyarakat.
Potensi Pengembangan Ekonomi di Lahan Basah
Meskipun dihadapkan berbagai tantangan, masyarakat di Kecamatan Kertak Hanyar melihat banyak peluang untuk mengembangkan lahan basah secara ekonomi. Mayoritas responden menyatakan bahwa pertanian organik dan budidaya ikan adalah dua sektor yang paling menjanjikan.
Budidaya ikan, terutama lele dan nila, menjadi sektor yang banyak diminati, seperti yang diungkapkan oleh bapak Ahmad dan pak Yanto yang memanfaatkan lahan basah. Dengan adanya  dukungan teknologi dan modal yang memadai, potensi ini bisa berkembang pesat. Di sisi lain ibu Desi juga menyoroti peluang ekowisata yang memanfaatkan keindahan dan keanekaragaman hayati lahan basah yang ada di kecamatan kertak hanyar, menciptakan sinergi antara budidaya ikan dan wisata alam yang sangat menguntungkan bagi masyarakat.
Tantangan dalam Pemanfaatan Lahan Basah
Di balik potensi yang besar, masyarakat Kecamatan Kertak Hanyar menghadapi berbagai tantangan dalam memanfaatkan lahan basah. Salah satu masalah utama yang paling banyak disebutkan oleh responden adalah keterbatasan modal. Banyak petani dan pembudidaya ikan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Sebagai contoh, Pak Rahman menyebutkan bahwa tanpa bantuan modal, ia sangat kesulitan dalam memperluas lahan pertaniannya atau membeli alat-alat pertanian yang lebih efisien.
Selain modal, tantangan lain yang dihadapi oleh masyarakat adalah keterbatasan akses terhadap teknologi. Empat dari sepuluh responden mengakui bahwa kurangnya teknologi pertanian dan perikanan yang modern menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas. Seorang pemuda yang bernama Joko, yang mencoba terjun langsung dalam budidaya ikan, menyebutkan bahwa teknologi sederhana yang digunakan masyarakat setempat tidak cukup untuk meningkatkan hasil produksi secara signifikan. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang berharap adanya pelatihan dan bantuan teknologi dari pemerintah atau pihak swasta untuk mengatasi kendala ini.
Selain tantangan ekonomi dan teknologi, masalah lingkungan seperti banjir yang sering terjadi di lahan basah Kec. Kertak Hanyar. Sebayak Enam dari Sepuluh responden mengakui bahwa banjir dan erosi sering terjadi, terutama saat musim hujan. Joko,yang telah lama tinggal di daerah itu, menambahkan bahwa banjir merusak lahan pertanian dan menyulitkan budidaya ikan. Hal ini menunjukan perlunya solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat terhadap adanya solusi jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur irigasi yang lebih baik untuk mengatasi masalah banjir dan erosi.
Solusi yang Diusulkan Masyarakat