Dengan membatasi interaksi online dengan orang asing dan memblokir pengguna yang melakukan perilaku perundungan. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu melindungi anak dari potensi bahaya online, tetapi juga memberikan mereka kendali atas lingkungan daring mereka.
Selanjutnya, orang tua juga harus mengajarkan anak untuk tidak merespon pelaku cyberbullying dengan kata-kata atau tindakan ofensif. Mengabaikan pelaku dan tidak memberi mereka perhatian lebih lanjut adalah strategi terbaik untuk menghindari lebih banyak hinaan dan intimidasi. Orang tua dapat membimbing anak tentang pentingnya menjaga kesejahteraan mental mereka dan tidak terlibat dalam konflik yang tidak produktif.
Etika penggunaan media sosial merupakan tindakan seseorang di media sosial yang tentunya mempertimangkan nilai baik dan buruknya. Seseorang yang beretika dalam menggunakan media sosial tentunya mencerminkan nilai-nilai yang baik di masyarakat seperti contohnya saling menghormati dan menghargai pendapat. Untuk memastikan bahwa pengguna media sosial dapat beretika dengan baik, saat ini sudah ada berbagai aturan yang dibuat, seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Ruang publik sebaiknya digunakan sebagai tempat berbagi opini kini justru disalah gunakan sebagai panggung sensasi pemicu konflik antar masyarakat. Sebagai manusia harus memiliki moral dan etika. Bersosial media menggunakan kata-kata dan tulisan yang pantas dibagikan kepada publik. Pupuk rasa tanggung jawab dan kedewasaan dalam menggunakan media sosial guna memperkuat etika dan moral dalam berkomunikasi di era digital.
Kasus ini termasuk dalam teori komunikasi,Â
Teori Kultivasi (Cultivation Theory): Teori ini mengatakan bahwa media massa memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk persepsi dan pemahaman individu tentang realitas sosial. Dalam konteks artikel ini, ketenaran Abe Cekut yang dipicu oleh media sosial mencerminkan bagaimana eksposur yang berulang terhadap konten tertentu dapat membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap fenomena tersebut. (Ansar Suherman: 2020)
Teori Penyebaran Inovasi (Diffusion of Innovations Theory): Teori ini membahas bagaimana gagasan atau produk baru menyebar dalam masyarakat. Dalam kasus Abe Cekut, viralitasnya di media sosial mencerminkan bagaimana ide atau konten tertentu dapat dengan cepat menyebar dan mendapatkan popularitas di antara pengguna media sosial. (Ansar Suherman: 2020)
Teori Uses and Gratifications: Teori ini berfokus pada alasan mengapa individu menggunakan media massa dan bagaimana media tersebut memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konteks artikel ini, pengguna media sosial menikmati konten Abe Cekut karena lucu dan menghibur, yang memenuhi kebutuhan mereka akan hiburan dan relaksasi. (Ansar Suherman: 2020)
Teori Komunikasi Kelompok (Group Communication Theory): Teori ini menggambarkan bagaimana komunikasi terjadi dalam kelompok sosial. Dalam kasus Abe Cekut, ada sebuah kelompok penggemar yang terbentuk di sekitar konten dan tokoh tersebut di media sosial. Mereka memberikan dukungan dan tanggapan terhadap konten yang diposting, seperti yang disebutkan dalam artikel. (Ansar Suherman: 2020)
Etika Komunikasi: Artikel tersebut membahas pentingnya etika dalam penggunaan media sosial, terutama dalam konteks perlindungan terhadap anak-anak dari cyberbullying. Hal ini mencerminkan bagaimana teori komunikasi juga mencakup aspek etika dan tanggung jawab dalam komunikasi interpersonal dan digital. (Mufid : 2019 )
Sources :