Setiap manusia yang terlahir di dunia ini tentunya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Seperti halnya dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu yang dianggap memiliki keterbatasan fisik ataupun mental dan berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Seringkali masyarakat sekitar memandang anak berkebutuhan khusus dengan sebelah mata atau dianggap sebagai orang yang tidak produktif karena berbeda pada anak seusianya dan seringkali hak-haknya diabaikan.
Saat ini, di era modernisasi yang kian pesat dari hari ke hari. Sudah seharusnya anak yang memiliki latar belakang kebutuhan khusus memiliki kesempatan hidup yang sama dengan yang lainnya. Seperti halnya dalam dunia pendidikan. Anak berkebutuhan khusus berhak atas kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya, baik secara akademik, maupun secara ekstrakurikuler/non akademik. Kecacatan bukanlah menjadi penghalang bagi anak berkebutuhan khusus untuk terus berproses dan berkarya dalam berbagai bidang. Hal ini sudah menjadi tugas utama bagi seorang pendidik / guru untuk memberikan bimbingan dan pemberian wadah yang khusus apabila dinilai sudah mengetahui potensi yang dimiliki oleh seorang ABK.
Dalam kasus ini, seorang guru memiliki peran untuk menentukan kualitas pendidikan inklusif dan menjamin interaksi antar guru dan siswa terjalin dengan baik. Sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan agar pengembangan potensi bakat dapat berjalan secara maksimal. Pemberian motivasi dan semangat yang tinggi juga dapat mendorong anak lebih giat lagi dalam mengembangkan kreativitasnya untuk berlomba-lomba dalam membuat prestasi. Selain itu, diperlukan juga dukungan dari orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak.
Adapun beberapa cara berikut ini dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak berkebutuhan khusus, seperti :
1. Identifikasi Minat dan Bakat
Guru melakukan identifikasi dengan mengenali dan menemukan potensi minat dan bakat yang ada pada anak berkebutuhan khusus. Misalnya dengan mengenali kesukaan dan kesenangan anak dalam berbagai kegiatan. Hal itu dapat terlihat melalui kefokusan anak terhadap hal yang mereka sukai.
2. Asesmen Minat dan Bakat
Asesmen merupakan suatu pengumpulan data dengan berbagai cara dan alat untuk mendapat serangkaian informasi tentang kompetensi dari peserta didik. Guu perlu melakukan wawancara kepada orang tua mengenai minat dan bakat yang dimiliki oleh anak. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua dalam hal meng-asesmen minat dan bakat anak.
3. Menempati dan Mengelompokkan Anak Berdasarkan Minatnya
Setelah memperoleh data mengenai minat dan bakat anak, guru dapat melakukan penempatan dan mengelompokkan anak berdasarkan minat dan bakatnya dalam kegiatan ekstrakulikuler berdasarakan bidang yang disenanginya.
4. Melatih dan Memberi Motivasi
Memberikan dorongan, nasihat, dan memberikan pelatihan khusus terhadap siswa yang berbakat guna memaksimalkan minat dan bakat yang dimiliki siswa.Â
5. Mengikuti Perlombaan
Siswa yang sudah mahir dalam bidang tertentu, maka bisa diikutsertakan dalam perlombaan agar bakat anak dapat tersalurkan dan menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya, guru, dan orang tua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H