Mohon tunggu...
Mutia Aprilia
Mutia Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Pamulang

Yang baca ini berarti bisa membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Absurdisme dalam Drama Dag-Dig-Dug

20 Desember 2022   08:45 Diperbarui: 20 Desember 2022   08:50 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b) Selain harus pergi bekerja, Cokro difitnah karena memasukkan bangkai kucing ke dalam kotaknya.

Suami : kucing mati!
(istri mendekat, memegang hidungnya dan melihat)
Suami : ini pasti Cokro. Kroooo ! Cokroooo!
Istri : Cokrooo !!!!!!

Kelas proletar (kelas bawah) menentang kelas atas (Majikan)
Cokro melakukan perlawanan terhadap para majikan. Cokro melawan perlakuan majikan terhadapnya secara diskriminatif. Cokro merawat pasien yang tidak mematuhi arahan majikan, dan pada akhirnya Cokro membunuh majikannya tersebut.

Hidup itu absurd dan tidak artinya bagi keberadaan kita. Hidup adalah tragedi yang absurd jika dilihat melalui lensa eksistensialisme Camus versus interpretasi Jean-Paul Sartre

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun