Ayahku adalah sosok tauladan penggerak Net-Zero Emissions di rumahku.
Penggerak yang sangat disiplin, menurutku. Walaupun mungkin beliau tidak tahu ada sesuatu yang bernama Net-Zero Emissions di dunia ini, hehe.
Okay temen-temen, yuk kita bahas apa itu Net-Zero Emissions ?
Seperti dilansir Forest Digest, Net-Zero Emissions atau nol-bersih emisi adalah karbon negatif yang artinya emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya sehingga tak ada yang menguap hingga ke atmosfer. Hal ini bukan berarti kita tidak memproduksi emisi lagi namun kita mengupayakan untuk menyerap emisi sepenuhnya. Dan untuk ini, Indonesia memiliki target untuk mencapai Net-Zero Emissions ini hingga 2060.
Ayah, sejak kecil terdidik dengan baik dan memiliki banyak sifat yang keren. Beliau disiplin, hemat, dan sederhana. Sifat-sifat ini menjadi basic beliau mendidik kami dirumah. Aku baru menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan ayah ternyata adalah prinsip-prinsip dasar  yang wajib diterapkan tiap keluarga di seluruh dunia untuk mewujudkan Net-Zero Emissions. Dan menurutku, kita bisa mencapai Net-Zero Emissions jauh sebelum 2060 jika semua keluarga menerapkannya.
Kebiasaan yang pertama adalah selalu mematikan dan mencabut alat elektronik ketika tidak digunakan. Ayah selalu mematikan lampu kamar apabila tidak digunakan, mencabut colokan yang tidak terpakai, bahkan tak pernah lupa mencabut kipas angin. Ayah kerap menceramahi dan menyuruh orang-orang didalam rumah untuk mematikan lampu.Â
Terkadang kami bahkan kesal karena beliau se-disiplin itu, hehe. Lampu, TV, AC, dan alat elektronik lainnya yang kita miliki menggunakan listrik untuk menghidupkannya. Listrik dihasilkan dengan menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik dengan menggunakan bahan bakar. Nah, dalam pembakaran ini dihasilkan juga asap yang mengandung emisi. Dengan mematikan dan mencabut alat elektronik yang sedang tidak digunakan, bumi ini akan sangat senang bukan?
Kebiasaan selanjutnya yang sering dilakukan ayah adalah menggunakan Lampu LED diseluruh ruangan di rumah kami. Lampu LED adalah lampu hemat energi yang tahan lama dan efisien. Lampu ini bisa bertahan 100.000 jam dan efisiensinya hingga 90%. Selain menguntungkan untuk kita, ternyata lampu ajaib ini juga bisa sangat menguntungkan untuk alam karena bisa mengurangi karbon hingga 30% dan emisi UV nya nol.
Lalu, beliau juga jarang menggunakan air minum dalam botol kemasan juga sedotan. Beliau membiasakan diri untuk membawa minum dalam botol minum apabila akan pergi jauh dan jarang menggunakan sedotan juga. Dimana hal ini merupakan gaya hidup yang sangat baik untuk alam karena dapat menghasilkan emisi karbon yang besar.
Kemudian, bercocok tanam. Aku ingat ketika masih kecil dan masih di desa kelahiranku ayah berkebun kecil-kecilan dan menghasilkan tanaman-tanaman hijau yang segar. Hal ini tentunya sangat baik untuk alam karena tumbuhan bisa meyerap emisi-emisi yang ada di alam. Ketika sudah mulai dewasa dan kami telah pindah ke kota besar, ayah masih memelihara tumbuhan-tumbuhan hijau didepan rumah dan selalu memelihara serta menyiraminya setiap hari.
Kebiasaan selanjutnya adalah ayah suka berjalan kaki ketika ketempat-tempat yang dekat daripada naik kendaraan bermotor. Hal ini tentu sangat baik dan dapat memberikan perubahan sedikit demi sedikit untuk alam tercinta ini. Kendaraan bermotor mengeluarkan emisi yang besar dan membahayakan lingkungan.
Kebiasaan-kebiasaan ini selalu dan masih diterapkan ayahku setiap harinya. Aku belajar banyak hal dari ayah, bahkan hingga ke detail-detail kecil seperti menyingkirkan batu dari jalanan agar tidak membahayakan orang. Pelajaran-pelajaran seperti ini belum tentu kita dapatkan disekolah, kita harus memperhatikan sekitar dan meneladani hal-hal baik dari orang lain. Semua ini dilakukan agar tercipta hati yang bersih, lingkungan yang indah, serta bumi yang sehat.
Sehat selalu ya, Bumi ! :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H