Rumit? Memang. Kompleks? Iya. Begitulah urusan antar manusia. Manusia hidup selalu ada dalam suatu kultur. Kultur inilah yang kemudian kita sebagai manusia membiasakan diri untuk berperilaku. Kompleksitas dan kerumitan masalah jika dipandang dengan sederhana dan ditangani dengan tidak kalah sederhana (tidak mau repot), hanya akan menimbulkan masalah baru. Â
Jika pungli dianggap menjadi sebuah masalah, hendaknya ditangani tidak hanya secara sederhana, tidak hanya dengan mengintai, menerima laporan lalu menangkap pelaku yang sebelumnya sudah di judge sebagai penjahat yang harus dimusnahkan. Selalu ada berbagai macam cara bagi manusia untuk bertahan hidup, begitu pula selalu ada cara lain jika satu cara telah ditutup. Dan pungli apakah tidak akan ada lagi?
Saya kuatir jika pemberantasan pungli yang begini galak pada akhirnya malah menimbulkan demotivasi para aparat pemerintah, dan lebih lanjut justru kesedihan banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan menjadi semakin memakan waktu lama, melelahkan, dan membosankan.
Solusinya? Ah, pasti satgas saber pungli telah tau segalanya. Saya hanya membantu berefleksi, terutama buat anda yang menyukai kesederhanaan masalah.
Seandainya para pungliers (pemungut dan terpungut) adalah para pinokio, mungkin peri biru juga akan bingung mana yang akan dipanjangkan hidungnya. Perlu kita sadar, kita bukan boneka kayu, karena kita ini manusia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H