Pada artikel sebelumnya sudah dibahas tentang tafsir Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Ayat berikutnya dari surat Al Fatihah adalah Ar Rahmaanirraahiim.Â
Keterkaitan kedua ayat tsb adalah ketika seseorang bersyukur atas pemberian Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu sesuai dengan ketentuan Allah maka ia akan mendapat Ar Rahmaan dan Ar Raahiim. Yaitu karunia Allah yang diberikan di dunia dan karunia Allah yang diberikan di akhirat khusus bagi hambanya yang muslim.
 Jika pada ayat bismillah juga terdapat kalimat Ar Rahmaan dan Ar Rahiim. Maka pada Ar Rahman dan Ar Rahiim setelah alhamdulillahi rabbil 'aalamiin ini adalah penegasan/penguatan akan janji Allah.Â
Hal ini mengikuti kaidah QS. Ibrahim:7Â
Dan ingatlah ketika TuhanMu memaklumatkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku) maka azabku pasti sangat berat"
Artinya, apabila kita bersyukur atas ni'matnya dalam bentuk Ar Rahmaan (anugerah di dunia) dan bersyukur atas pahala akhirat (Ar Rahiim) maka laaziidannakum. Kata Allah pasti aku akan tambah lagi nikmat tsb.Â
Menariknya, redaksi ayatnya tidak langsung ziidannakum tapi diawali dengan la menjadi laaziidannakum. La dalam bahasa Arab dalam kalimat laaziidannakum mengandung arti taukid yaitu menguatkan.Â
Seakan-akan Allah ingin mengatakan pada kita, " Hey manusia, kalau kamu bersyukur kepadaKU, yakinkan pada dirimu pasti aku akan lipatgandakan nikmat tsb"
Masyaallah.
Kemudian pada ayat selanjutnya, Maaliki yaumiddin. Dalam terjemahan umumnya bermakna Yang menguasai hari pembalasan.Â
Ketika Allah memberikan tambahan nikmat, baik secara fisik dijaga atau secara materi ditambah. Pertanyaan pertama yang diajukan secara tidak langsung oleh Al Qur'an untuk mengetes kita adalah : Kira-kira pemberian itu milik siapa? Rumah yang luas, badan yang sehat, harta meningkat dll yang punya sejatinya siapa? Allah pastinya.Â