Mohon tunggu...
Mutia
Mutia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai Langit luas dan berkebun. Saya suka memandang Langit yang dipenuhi kerlap-kerlip Bintang dan sinar terang Bulan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

17 Mei 2023   01:12 Diperbarui: 17 Mei 2023   01:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

"Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya"

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan  modul-modul yang didapatkan sebelumnya.

Pada sesi pembelajaran kali ini, calon guru penggerak membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Berikut pertanyaan pemandu yang dapat dijadikan sebagai pijakan dalam membuat koneksi antar materi ini.

  1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
  2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
  3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
  4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
  5. Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu mengelola sumber daya yang dimiliki oleh sekolah dengan melihat aset sekolah sebagai kekuatan milik oleh sekolah sehingga dapat digunakan sebagai potensi besar penunjang kegiatan pembelajaran. Seorang pemimpin harus berfikir berbasis kekuatan, sehingga dapat memaksimalkan segala potensi yang ada dengan maksimal untuk kemaslahatan siswa.

Sebagai seorang pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, seorang guru dapat mengimplementasikannya di berbagai tempat, seperti : kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar. Implementasi di dalam kelas yang telah dilakukan yaitu menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan dan nyaman bagi murid dalam belajar. Ruang kelas yang ada di SMA Negeri 1 Panga semuanya dihias sesuai dengan keinginan dari penghuni kelas. Mereka dapat melakukan pengecatan dan membuat hiasan semenarik mungkin yang membuat mereka nyaman dalam belajar dan senang barada di kelas. Sekolah memfasilitasi keinginan siswa dalam menghias kelasnya dengan baik. Hasilnya kelas-kelas yang ada di SMA Negeri 1 Panga hanya di luar saja yang sama, tetapi di dalam kelas disesuaikan dengan kreatifitas dari penghuninya. Dalam menghias kelas ini aset finansial yang ada dipergunakan dengan baik, seperti : kas kelas yang rutin dikumpulkan setiap hari, bantuan dari sekolah, sukarelawan wali kelas, dan sumber finansial lainnya.

Selain itu, sebagai wali kelas saya melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk saling memberi masukan dan kritikan terhadap keadaan kelas yang telah dihias siswa. Kemudian juga membuat kerja sama dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan OSIS dalam melakukan lomba kebersihan kelas, sehingga kelas tetap bersih yang membuat kelas menyenangkan dan nyaman.

Pada tingkat sekolah kami berkolaborasi bersama seluruh warga sekolah untuk menyukseskan acara yang telah direncanakan. Hal ini terjadi pada bulan Maret tahun 2023. Pada bulan tersebut, seperti yang telah direncanakan akan digelar perpisahan siswa kelas XII tahun ajaran 2022/2023. Namun, rencana tersebut terkendala pendanaan. Akhirnya, diputuskan untuk melakukan patungan dengan mengumpulkan dana dari seluruh warga sekolah dan acara dapat terlaksana sebagai mana mestinya. Pada kegiatan ini, seperti kegiatan lainnya gotong royong menjadi penggerak dari kegiatan tersebut. Semua warga sekolah mengambil peran masing-masing untuk menyukseskan acara tersebut. Orang tua/wali siswa dengan antusias menghadiri acara dengan membawa anggota keluarga. Alumni SMA Negeri 1 Panga juga ikut meramaikan acara tersebut, apalagi mereka yang merupakan generasi Covid yang tidak sempat melakukan acara yang sama menjadi sangat antusias untuk dapat hadir.

Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan sekitar juga mempunyai peran yang sangat penting. Membina hubungan baik dengan dengan masyarakat sekitar sangat penting demi kelancaran proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Panga. Salah satu guru SMA Negeri 1 Panga menjadi pemimpin grup Yasin/Berzanji di Desa Keude Panga. Grup ini melakukan kegiatan rutin setiap bulan dan apabila ada acara-acara seperti takziah atau turun mandi bayi.

Selain itu, sangat penting membina hubungan baik dengan instansi-instansi lain seperti : PUSKESMAS, POLSEK, DANRAMIL, Geuchik, sekolah-sekolah lain, dan pihak-pihak lain yang bersangkutan. Kerjasama ini sangat terasa manfaatnya bagi sekolah. Pihak PUSKESMAS, POLSEK, dan DANRAMIL sering mengunjungi sekolah untuk melakukan berbagai penyuluhan atau sosialisasi yang dapat membantu perkembangan siswa terutama untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Sementara sekolah-sekolah menjadi pihak yang mendukung keberlangsungan SMA Negeri 1 Panga, karena siswa dari SMP/MTs akan menjadi siswa SMA Negeri 1 Panga nantinya, sehingga hubungan baik dengan sekolah-sekolah tersebut sangat penting untuk terus dibina supaya saling mendukung untuk tercapainya siswa yang kompeten dan bahagia.

Pengelolaan sumber daya adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran. Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Jika seorang pemimpin pembelajaran tidak dapat mengelola sumber daya dengan baik, maka pembelajaran kepada murid akan kurang kualitasnya. Seorang pemimpin pembelajaran harus memandang aset yang ada sebagai sebuah kekuatan yang dapat membuat siswa belajar dengan lebih baik. Guru merupakan aset utama sekolah. Dapat dikatakan gurulah yang akan menggerakkan sekolah. Guru yang kompeten akan mempergunakan potensi yang ada pada dirinya dengan maksimal, bukan hanya sekedar melepaskan kewajiban. Apabila guru melaksanakan kewajibannya sesuai dengan harapan maka guru akan melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru yang melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Sumber daya yang ada di sekolah tidak akan percuma. Banyak kasus dimana fasilitas yang ada tidak digunakan dengan baik, bahkan rusak sendiri sebelum sempat digunakan. Contohnya alat-alat laboratorium IPA yang terdapat di sekolah. Guru yang tidak memperdulikan pembelajaran yang berkualitas kepada siswa tidak akan menggunakan alat-alat tersebut dengan berbagai alasan. Alasan tersebut bisa saja tidak cukup waktu, tidak tahu cara menggunakannya, atau alasan-alasan lainnya. Padahal, jika menggunakan alat-alat dan bahan-bahan tersebut tentu pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa. Hal ini terbukti pada saat siswa dibawa untuk belajar di laboratorium, mereka terlihat antusias dan semangat. Bukan hanya laboratorium IPA, ada juga laboratorium komputer, PAI, perpustakaan, alat-alat olahraga, dan lain sebagainya. Terkadang, fasilitas yang tidak ada sering dibicarakan, tetapi lupa untuk memaksimalkan fasilitas yang ada. Penggunaan aset-aset yang ada sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilakukan. Aset apapun yang tersedia akan kembali lagi kepada guru sebagai pemimpin pembelajaran. Jika guru tidak mampu mengelola aset yang ada, maka sebaik apapun aset tersebut akan sia-sia pada akhirnya.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya sangat erat kaitannya dengan nilai dan peran guru penggerak. Untuk dapat menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya tentu saja harus memiliki nilai-nilai guru penggerak, yaitu : berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif, dan reflektif. Sumber daya yang ada di sekolah harus dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan siswa. Sesuai dengan kebutuhan belajarnya seperti yang telah diuraikan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa siswa harus dituntun sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada dirinya. Artinya proses pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga pembelajaran haruslah dilakukan dengan pembelajaran yang berdiferensiasi dengan memasukkan unsur-unsur kompetensi sosial emosional (KSE) seperti yang telah dipelajari pada modul 1 dan 2. Keberpihakan kepada siswa menjadikan seorang pemimpin pembelajaran yang akan memikirkan kemaslahatan siswa dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Pembelajaran dengan melihat kebutuhan siswa akan mewujudkan budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya positif ini akan terbawa ke dalam kehidupan nyata siswa. Sebagai contoh : kegiatan pagi yang dilaksanakan setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai telah membuat siswa-siswa yang belum lancar membaca Al-Qur'an menjadi lebih lancar, hubungan antara guru dan siswa, siswa dan siswa, dan seluruh warga sekolah menjadi lebih harmonis.

Menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya tentu akan sulit untuk dilakukan jika tidak mandiri, inovatif, dan reflektif. Seorang pemimpin pembelajaran harus mandiri dan menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh apapun keadaan yang dihadapinya, sehingga akan menciptakan rasa percaya diri yang akan menciptakan kepercayaan dari pihak lain. Inovasi terhadap sumber daya menjadi penting, karena sering sumber daya yang diperlukan harus dipermak terlebih dahulu dari sumber daya yang ada baru dapat digunakan untuk kebutuhan. Bekerja sendiri tidak akan berhasil, kolaborasi dengan semua pihak diperlukan dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Pada akhirnya, sumber daya yang telah dikelola harus direfleksikan, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari hasil pengelolaan sumber daya tersebut.

Menjadi pemimpin pembelajaran adalah salah satu peran guru penggerak yang sangat penting. Karena sebagai seorang guru sudah pasti juga akan menjadi pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran akan mengelola sumber daya yang ada. Pengelolaan tersebut dapat berhasil atau tidak tergantung kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Guru sebagai sumber daya yang paling penting di sekolah terkadang mengalami kemunduran dalam kompetensi, sehingga diperlukan upaya untuk memperbahrui kompetensi yang telah ada. Pembaharuan kompetensi ini dapat dilakukan dengan cara : menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, dan mendorong kolaborasi antar guru. Semua usaha yang dilakukan guru dalam mengembangkan dirinya akan bermuara pada perwujudan kepemimpinan murid. Guru yang kompeten tentu akan melahirkan siswa yang kompeten. Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang baik akan memberi contoh kepada siswa untuk juga melakukan yang terbaik.

Pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan tahapan BAGJA. Penggunaan tahapan BAGJA akan memudahkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai oleh seorang pemimpin pembelajaran. Contohnya mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Jika dilakukan dengan tahapan BAGJA yang melibatkan siswa maka kelas yang nyaman dan menyenangkan akan terwujud dengan ruh yang lebih sempurna. Visi dan misi yang ingin diwujudkan di sekolah dengan tahapan BAGJA akan lebih terarah untuk diwujudnya yang tentunya disesuaikan dengan kebajikan-kebajikan universal.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya tidak terlepas dari pengambilan keputusan-keputusan yang berpengaruh terhadap sumber daya tersebut. Oleh karena itu, seorang pemimpin pembelajaran harus mempunyai kemampuan pengambilan keputusan yang baik. Untuk dapat mengambil keputusan bijaksana dengan kerugian yang ditimbulkan sekecil mungkin, maka sebagai seorang pemimpin harus dapat memahami perbedaan dilema etika dan bujukan. Keputusan yang diambil dalam mengelola sumber daya yang ada (modal manusia, sosial, politik, agama/budaya, fisik, lingkungan/alam, dan finansial) harus sudah dilakukan 9 (Sembilan) tahap pengujian, supaya keputusan yang diambil benar-benar tepat dan tidak menimbulkan penyesalan.

Sebelum saya mempelajari modul 3.2 ini saya tidak pernah terfikir bahwa sumber daya yang dimiliki sekolah itu sangat luas. Beberapa modal yang telah dibahas juga tidak terfikir oleh saya sebelumnya. Seperti modal politik, saya selalu berfikir politik itu melulu tentang pemilu. Ternyata politik sebagai sumber daya sekolah sangat menarik. Diskusi di dalam ruang kolaborasi telah membuka fikiran saya tentang aset yang dimiliki oleh sekolah. Aset bukan hanya sarana dan prasarana, apalagi jika hanya sebatas finansial. Aset sekolah sangat luas, dengan kreatifitas yang dimiliki oleh guru aset tersebut menjadi lebih luas dan bermanfaat, terutama kepada siswa. Pada saat membahas aset di kelompok ruang kolaborasi, ternyata aset yang kami miliki sangatlah banyak, saat itu saya pribadi sadar masih ada aset yang belum saya berdayakan secara maksimal, sehingga setelah belajar modul ini saya berharap aset-aset yang telah ada dapat diberdayakan secara optimal dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pihak yang berguna untuk menuntun siswa sesuai kebutuhannya supaya menjadi pribadi yang merdeka dan berbahagia.

Modul 3.2 yang membahas ekosistem sekolah sebagai tempat berinteraksi antara komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik dan abiotik adalah sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Sumber daya dikelola dengan menggunakan pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based-approach) dan pendekatan berbasis aset/kekuatan ( asset-based-approach). Pengelolaan sumber daya di sekolah dapat dilakukan dengan pengembangan komunitas berbasis aset (asset based community development), pendekatan ini dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan Hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas. Aset sekolah yang merupakan komponen biotik harus memiliki kharakteristik sehat dan resilien supaya dapat mewujudkan komunitas yang sehat dan resilien. Seorang yang resilien dapat mengembangkan hubungan yang jujur, saling mendukung dan berkualitas bagi kehidupan, atau memiliki role model yang sehat. Tujuh (7) aset sebagai modal utama sumber daya sekolah yaitu modal manusia, politik, sosial, agama/budaya, fisik, lingkungan/alam, dan finansial. 

Demikian koneksi materi modul 3.2 yang dibuat dengan sungguh-sungguh berdasarkan apa yang telah dipelajari dari mulai modul 1 sampai modul 3. Semoga bermanfaat. Salam guru penggerak! Tergerak, bergerak, menggerakkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun