Mohon tunggu...
Mutia Febrianti
Mutia Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

study hard and study more

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Upaya Pembaharuan dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

30 Mei 2021   23:59 Diperbarui: 31 Mei 2021   00:30 3880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan merupakan suatu aspek yang tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Tidak hanya itu, pendidikan juga sangat berkaitan dengan setiap perubahan sosial, baik berupa dinamika perkembangan individu maupun proses sosial dalam hitungan skala yang lebih luas (Azra, 1999). Pendidikan juga merupakan wadah penting mendukung proses memanusiakan manusia. Dalam skala besar, pendidikan dapat membangun identitas bangsa, jati diri serta memperbaiki kepribadian bangsa. Pendidikan juga merupakan komponen pokok untuk mendukung kemajuan suatu bangsa. Dalam skala kecil, pendidikan sangat membantu seorang individu untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya seperti memperoleh peluang kerja yang besar sehingga ia dapat meningkatkan taraf hidupnya. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal peting yang perlu diperhatikan.

Banyak permasalahan yang terjadi didunia pendidikan. Permasalahan tersebut merupakan  permasalahan penting yang akan dihadapi negara dari waktu ke waktu. Semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut juga menuntut perubahan dalam dunia pendidikan. Untuk itu seiring berjalannya waktu, kurikulum pendidikan juga ikut mengalami perubahan sesuai tuntutan zaman. Namun, perubahan atau pembaharuan kurikulum yang ada juga tidak dapat mengatasi semua masalah pendidikan yang ada bahkan perubahan tersebut bisa menimbulkan masalah baru dalam dunia pendidikan. Untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan tersebut tidak hanya negara dan pemerintah namun masyarakat serta pelaku pendidikan lainnya juga harus terlibat.

 Umumnya masalah yang dihadapi Indonesia dari waktu ke waktu yaitu permasalahan terkait rendahnya mutu dan kualitas pendidikan. Menurut hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-74 dari 79 negara dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika. Hal tersebut tentunya menggambarkan kualitas dan mutu pendidikan Indonesia yang kurang memuaskan. Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ialah sistem pendidikan, efektifitas dan efisiensi pengajaran, rendahnya kualitas guru, ketimpangan pelaksanaan pendidikan di setiap wilayah, dan faktor lainnya. Adapun terkait materi pembelajaran, ada banyak hal lain yang semestinya perlu ditingkatkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pemerataan kualitas pendidikan di setiap daerah. Seperti yang dapat dilihat banyak terdapat ketimpangan antara pendidikan didaerah perkotaan dengan didaerah perdesaan dan daerah terpencil. Ketimpangan tersebut berkaitan dengan rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga pendidik, dan sarana dan prasarana yang memfasilitasi belajar. Misalnya pada beberapa sekolah didaerah terpencil, seorang guru dapat mengajar dua mata pelajaran yang berbeda sehingga hal tersebut tidak efisien dan guru tidak maksimal dalam proses pembelajaran. Ketimpangan tersebut juga dapat dilihat dari sarana dan prasarana belajar seperti ruang kelas yang seadanya, perangkat tambahan belajar yang kurang memadai seperti lcd proyektor, terbatasnya jumlah eksamplar buku pelajaran di sekolah sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menemukan sumber belajar yang kredibel. Selain di lingkup pendidikan formal, masalah ketimpangan ini juga terlihat dari jumlah lembaga pendidikan non-formal yang tersedia di setiap daerah. Contohnya, didaerah perkotaan banyak lembaga pendidikan non-formal seperti bimbel terpadu, kursus komputer, kurses bahasa asing yang dapat membantu siswa menemukan minat dan potensinya, sedangkan didaerah perdesaan lembaga-lembaga tersebut hanya tersedia dalam jumlah yang sedikit. Meskipun terlihat kecil, hal ini dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan pelajar di waktu berikutnya. Contohnya untuk masuk ke suatu perguruan tinggi, perlu lolos melalui tahapan ujian yang disediakan. Biasanya ujian tersebut memuat beberapa soal yang perlu pemahaman tingkat tinggi dan tergolong sulit. Untuk itu beberapa pelajar biasanya akan menambah waktu belajar dengan mengikuti pembelajaran di lembaga non-formal tersebut. Hal ini tentunya memungkinkan ia untuk mendapat peluang lebih dibandingkan siswa yang tidak bisa menambah jam belajarnya karena tidak tersedianya lembaga pendidikan non-formal tersebut. Hal ini juga berlaku ketika siswa mengikuti suatu lomba yang berada pada tingkat provinsi. Lomba ini biasanya diungguli oleh siswa yang bersekolah di sekolah yang fasilitas sarana dan prasarana memadai. Sedangkan siswa yang sekolahnya hanya memiliki fasilitas seadanya memiliki hambatan ketika akan menyiapkan diri untuk menghadapi lomba tersebut. Hambatan ini berupa sulitnya menemukan sumber bacaan terkait materi yang akan dilombakan dan terbatasnya kemampuan tenaga pendidik untuk membantu siswa dalam mengolah materi tersebut.

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut diperlukan berbagai macam upaya. Pertama, melengkapi dan membangun fasilitas sarana dan prasaran pendidikan didaerah-daerah tertinggal maupun daerah yang kurang diperhatikan. Sarana dan prasarana tersebut nantinya dapat sangat membantu proses belajar mengajar. Kedua, meningkatkan taraf atau standar pendidikan. Kebanyakan siswa Indonesia belajar hanya sampai pada tingkat menghafal. Untuk itu pendidik perlu mendorong dan membimbing siswanya agar mereka dapat menerapkan belajar bermakna, dimana materi tidak hanya sekedar hafalan namun perlu disertai pemahaman terhadap suatu materi sehingga pemahaman tersebut akan tertanam pada diri siswa dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Ketiga, memberdayakan lembaga pendidikan. Dalam hal ini, tidak hanya pada pendidikan formal namun juga pada lembaga pendidikan non-formal. Membangun dan memberdayakan pendidikan non-formal tentunya dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah belajar yang ia miliki sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah pinggiran. Keempat, mengembangkan kualitas tenaga pendidik dengan memberdayakan kemampuan akademik, profesionalisme dan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan. Kelima, mengadakan pembaharuan sistem pendidikan baik menyangkut kurikulum, sistem, metode dan strategi pengajaran. Untuk menerapkan upaya tersebut butuh melibatkan semua pelaku pendidikan mulai dari pemerintah sampai ke masyarakat.

Referensi:

Titi, Kadi. 2017. Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara Vol. 01 No. 02.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun