Saya gak berani masuk pemandian putri akhirnya kembali ke area depan makam dan bertanya disana. Setelah tahu adab dan bayar sewa pakaian jawanya akhirnya saya bareng dengan rombongan dari Jawa Timur 2 putri, 1 putra ditambah saya dan 1 orang juru kunci. Kami berlima masuk ke area makam.
Tidak lupa saya uluk salam assalamu'alaikum ya ahlal kubur, insyaallah saya juga akan menyusul kalian menghadap ALLAH SWT. Kemudian kami melangkah menuju bangunan sebelah utara, melewati jalan setapak dipinggir makam, hingga sampai ke prasasti bangunan kemudian ke bangunan makam dan masuk ke dalam. Subhanallah begitu banyaknya makam-makam di dalam sini, dengan batu-batu marmer besar setinggi pinggul dan jaraknya begitu dekat.
Kemudian kami menuju ke makam paling utara, jarak antar batu nisan begitu sempit. Sehingga kami harus hati-hati dan bejalan satu demi satu berurutan. Sesampai di ujung utara, juru kunci menjelaskan ini Makam Panembahan Senopati, yang ini istrinya dan ini juga, sambil menyebutkan namanya. Dan yang ini nisan putra Panembahan Senopati yang bergelar Sultan HB II atau Sultan Hanyokrowati ayah dari Sultan Agung Hanyokrokusumo. (Semoga saya tidak salah menyebutkannya...nanti saya koreksi jika salah ). Dan beberapa makam lainnya dijelaskan oleh juru kunci makam.
Kemudian juru kunci meninggalkan kami dan kami masing-masing berdoa. Sebagai seorang muslim maka saya/kami mengirim bacaan Al Fatihah, dan doa untuk orang yang sudah meninggal. ALLAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA'AFIHIWA'FU'ANHUM ALLAHUMMA LATAHRIMNA AJROHUM WALATAFTINNABA'DAHUM WAGHFIRLANA WALAHUM.
Setelah selesai berdoa, karena saya ada didepan nisannya almh istri Sultan HB I kalau tidak salah bernama Ratu Kalinyamat, maka saya usap nisannya dan saya bacakan lagi al fatihah dan doa untuknya.
Saya teringat dengan seseorang yang bersumpah atas kematian suaminya, hingga akhirnya bisa terbalaskan atas bantuan Sultan Pajang (Sultan Hadiwijaya/Mas Karebet/Joko Tingkir), Ki Ageng Pemanahan, Ki Juru Martani dan putra angkat Sultan Pajang yang juga putra dari Ki Ageng Pemanahan yaitu Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya).
Setelah selesai berziarah kemudian kami keluar, dan kamipun sambil berjalan menuju ke luar bertanya jawab seputar makam-makam ini. Pertanyaan saya pertama bagaimana bisa makam ini ditemukan dan siapa yang pertama kali mengatahuinya bahwa di sini makam Panembahan Senopati beserta keluarga dan kerabatnya?
Kemudian juru kunci menjelaskan dan menunjukkan prasasti bertuliskan huruf Jawa yang ada di depan bangunan makam. Bangunan makam itu juga menurut juru kunci yang ada di singgasana keraton adalah kamar tidur Panembahan Senopati.
Banyak sebenarnya tanya jawab kami dengan juru kunci. Namun pertanyaan terakhir saya sebelum pintu gerbang keluar sekaligus pertanyaan terakhir kami di situ. Maaf untuk makam Ki Ageng Mangir apakah juga di sini? Kemudian juru kunci menjawab ada di sini tepatnya tadi yang sebagian di luar kamar makam Panembahan Senopati, dan sebagian nisannya di dalam.