Pada zaman dahulu ada cerita bahkan sebuah legenda akan kejayaan kerajaan Singasari. Hampir semua mengetahui bagaimana sejarah kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok.
Ken Arok lebih dikenal dengan kutukannya. Dia dikutuk oleh empu Gandring karena telah membunuh dengan keris buatannya sendiri.
Seorang empu adalah seorang pembuat keris dan berharap kerisnya digunakan dalam kebaikan. Namun sayangnya keris yang dibuatnya ditangan Ken Arok justru digunakan untuk membunuhnya.
Video itu seperti halnya keris, seorang pembuat video atau seniman bisa menggunakan ilmunya itu untuk kebaikan. Namun bisa juga ilmunya itu digunakan untuk membuat hoax atau konten-konten yang tidak baik.
Kalau dulu orang menggunakan keris dan pamor keris untuk menguasai orang lain. Sekarang banyak orang menggunakan video untuk mempengaruhi orang lain.
Seorang kreator video mungkin bisa jadi seperti empu, hanya menjalankan pesanan orang lain. Namun penggunaan video itu bisa jadi disalah gunakan.
Kebaikan sesungguhnya berasal dari Allah sedangkan setiap keburukan adalah datang dari diri manusia.
Berkenaan dengan pembuatan video ada banyak cara dan metode. Bahkan ada pula yang menggunakan aplikasi.Â
Dan semua kembali kepada pembuat dan penontonnya.
Setelah belajar pembuatan video dengan hp dari gawai piawai angkatan ke 5 maka saya beranikan diri mengunggah video saya ke youtube.
Semoga video ini memberikan manfaat yang besar bagi saya pribadi khususnya.
Video di atas berkisah tentang siswa-siswi SDIT Salsabila 4 Jetis saat kegiatan di sekolah.Â
SDIT Salsabila 4 Jetis terletak di Dusun Gatak desa Sumberagung kecamatan Jetis kabupaten Bantul. Letaknya ada dipinggir sawah sehingga masih menikmati suasana pedesaan yang asri.
Dalam kegiatan pertama saya mendokumentasikan kegiatan siswa-siswi kelas 5 B yang sedang pembelajaran olahraga. Bisanya mereka akan memegang bola atau raket atau olah raga lainnya.
Namun pagi itu mereka jalan-jalan dan sesampainya disekolahan kembali saya dapati mereka mengupas buah ceplukan.
Tahukan buah ceplukan yang tumbuh liar dipersawaan saat musim kemarau. Saat petani menanam palawija, seperti kacang, kedelai maka akan ditemukan juga tanaman ceplukan di sana.
Jika masih belum tahu juga maka coba ke supermarket karena ternyata buah ceplukan sudah dijual dibeberapa supermarket.
Dan ternyata siswa-siswi kami masih bisa mendapatkannya dengan geratis. Alhamdulillah.
Meskipun begitu di awal video saya tampilkan penggalangan dana untuk korban bencana di Sulteng. Semoga mereka cepat kembali kedalam kehidupan normal dan anak-anak bisa sekolah kembali, ceria sebagaimana anak-anak lainnya.
Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H