Semilir angin pedesaan dipagi hari yang lembut membawa suasana sejuk dilingkungannya. Terlihat 3 sosok lelaki masing-masing memegang pancing, dan tiga orang perempuan bersama 3 orang anak kecil berada disebuah gubuk bambu yang bernomor 7 tepat disebelah empang atau kolom pemancingan. Mereka adalah Sheih Hadi, Dodi dan Agus sedang memancing, Wati, Umi (istrinya Sheih Hadi), dan Dewi (istrinya Agus) dan 3 orang anak kecil masing-masing Fatimah dan Imam bin Heru dan Aisyah bin Hadi mereka menanti hidangan ikan yg sudah dimasak sambil bermain.
Kolam pemancingan itu berukuran 5 meter x 10 meter yang berjumlah 3 empang, empang 1 berisi ikan lele, empang 2 berisi ekan guramih, dan empang 3 berisi ikan patin. Ketiga orang itu memancing di ketiga empang yang berbeda, Sheih Hadi di empang patin, Dodi di empang lele, dan Agus di empang guramih. Pagi itu masih sekitar pukul 6 pagi, belum ada pengunjung lain, biasanya pengunjung ramai di siang atau sore hari, apalagi di hari libur Sabtu dan Minggu.
Empang itu merupakan hasil kerjasama padepokan dengan karangtaruna di dusun Cibening, daerah Tangerang. Sungai itu mengalir dari sungai di Jawa Barat dan sampai di daerah itu airnya selalu jernih (bahasa Jawa: bening) sehingga sungai itu di sebut Cibening.
Tidak sulit untuk mendapatkan ikan diempang itu, apalagi masih di pagi hari, dan tidak lama kemudian semua sudah tersaji di meja panjang yang ada di gubuk nomor 7 yang berderet 3 meja dengan tikar dari bahan “mendong” menjadi alas duduk mereka.
Sheih Hadi : “Agus yang baru sekali datang ke sini, gimana?”
Agus : “Tempatnya bagus, bersih, tempat parkirnya juga luas, yang jelas di sini mudah memilih untuk dapatkan Ikan, ada Lele, Gurami, dan Patin”
Dodi : “Ntar biasanya habis dari sini masih ada “buah tangan” berupa ikan untuk dipelihara di rumah kalau mau, Gus”
Heru : “Dimasak juga bisa Gus, cuma lebih bagusnya dimasukkan kolam biar jadi banyak”
“Hehehehehehe.....” “Hmmm........” suara tawa yang meriah membuat suasana menjadi hidup.
Setelah dipimpin doa bersama, mereka mulai makan pagi bersama sambil sesekali berbincang yang sekali waktu menimbulkan gelak tawa dan senyum lebar yang terlihat ceria dari wajah-wajah mereka. Anak-anakpun senang, ada yang makan berdampingan dengan yang lainnya dan ada juga yang masih bejalan-jalan menikmati luasnya gubuk sambil sesekali dipangku oleh uminya untuk makan sambil melihat ikan yang ada di kolam.
Wati : “Entar habis makan pagi, saya sama Umi dan anak-anak mau keliling komplek padepokan bareng Dewi juga”