Mohon tunggu...
Dodi Muthofar Hadi
Dodi Muthofar Hadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manjadda Wajadda

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus puluhan bahkan ribuan kepala"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seleksi Alam Tidak Menyebabkan Evolusi?

8 Februari 2010   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 2201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam tulisan saya Anda Tahu Evolusi?, beberapa komentarnya menjadikan saya menuliskan judul ini Seleksi Alam Tidak Menyebabkan Evolusi?, yang disebut Darwin dengan seleksi alam adalah punahnya makhluk hidup oleh karena pengaruh oleh alam, sehingga tidak ada lagi spesies tersebut setelahnya. Darwin menjadikan seleksi alam sebagai sebab dari evolusi. Padahal makhluk hidup yang tidak punah karena terseleksi oleh alam bukan merupakan spesies baru, namun merupakan spesies lama yang masih hidup karena mampu mempertahankan diri dari kondisi alam yang tidak bersahabat, seperti bencana alam, pertarungan, perburuan, persembahan kurban dll. Seleksi alam sebenarnya adalah hal yang menjadikan dasar bahwa makhluk hidup pada dasarnya sudah beranekaragam jenis/spesies. Sehingga apabila kemudian ada ilmuan lain yang mengatakan bahwa jerapah yang ada sekarang berasal dari jerapah yang sudah punah dan merupakan spesies baru dari yang sudah punah adalah kebohongan yang besar. Saya dalam tulisan saya Anda Tahu Evolusi? menulis yang ada dalam Al Quran dan agama. Saya menuliskan tentang nabi Adam, dan umat sebelum nabi Muhammad saw yang berumur panjang dan memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari manusia sekarang. Saya akan menjelaskan lebih rinci hubungannya dengan seleksi alam, bahwa dengan fakta yang ditemukan dari makam-makam para Nabi dapat diketahui bahwa mereka memiliki postur yang tinggi besar. Artinya bahwa manusia-manusia yang dulu adalah berpostur tinggi besar, namun mereka sekarang sudah tidak ada lagi karena meninggal. Dan sejak umat Nabi Muhammad, manusia memiliki postur yang sedang, dan kecil, hal ini bukan berarti bahwa manusia sekarang adalah spesies baru, berbeda dengan manusia yang pertama Adam dan keturunannya sebelum umat nabi Muhammad saw. Dalam perjalanan sejarah, manusia sekarang mengenal manusia yang berpostur lumayan besar bertinggi badan 200 meter lebih. Dan ini disebut sebagai fenomena gigantisme, bahkan gen mana yang menyebabkannya masih diteliti. Dalam teori keturunan manusia sekarang masih memiliki genetis yang menjadi keturunan manusia Adam as yang berpostur tubuh besar dan berumur panjang, namun dengan prosentase gen yang sedikit. Gen yang diturunkan oleh Adam as kepada setiap anak dan keturunannya hingga manusia sampai saat ini berbeda satu sama lain, dan keturunan nabi Adam ini bukan manusia baru tetapi mereka sebagai manusia satu spesies dengan Adam. Memiliki aturan yang sama dan tugas yang sama sebagai manusia. Itulah yang disebut dengan teori kromosom, bahwa ada gen yang tertinggal atau diturunkan oleh orang tua kepada anak, yang jumlahnya tidak sama, dan jenis gen yang berbeda dari setiap anak yang diturunkan atau dilahirkan. Sedangkan mutasi genetis dalam teori evolusi terjadi dalam keadaan yang imposible atau lebih ekstrim saya katakan sebagai akibat dari sebuah kecelakaan. Gen hasil mutasi disebut sebagai gen mutan, seperti digambarkan dalam film Hulk, Spiderman, Superman, dan sejenisnya. Sehingga terjadi perubahan genetis yang dahsyat karena pengaruh dari luar tubuh, dan menjadikan bentuk dan sifat gen yang berbeda dari aslinya atau induknya. Dalam teori mutasi ini meskipun terjadi perbedaan genetis yang besar antara induk dan anak, namun dalam teori keturunan atau kelahiran anak masih dilahirkan oleh induk. Sehingga tidak menimbulkan spesies baru. Kejadian khusus yang menyebabkan spesies baru telah terjadi dan bukan dari seleksi alam, namun dari pernikahan yang tidak wajar. Pernikahan antara manusia dengan kambing, atau hewan yang lain akan menjadikan anak yang berketurunan setengah manusia dan setengah hewan. Dan ini tidak bisa dikatakan sebagai spesies manusia ataupun spesies hewan itu namun sebagai spesies baru. Terjadinya spesies baru dalam kehidupan hewan dan tumbuhan adalah hal yang bisa dibuat sesuai kebutuhan manusia asalkan tidak merugikan. Misalnya spesies jeruk dikawinkan dengan pepaya menjadi spesies baru bernama jerpaya. Kemudian pada hewan juga bisa dilakukan perkawinan antar spesies, namun belum bisa menyebutkan contohnya, bisa dicari sendiri. Jadi evolusi yang di dasarkan oleh seleksi alam dan menimbulkan spesies baru itu sebenarnya adalah tidak ada. Ilmu Allah swt (Kauliyah dan Kauniyah) adalah seluas air di lautan sedangkan ilmu manusia hanyalah setetes air dari jari yang dicelupkan didalamnya. Masihkah Anda manusia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun