Mohon tunggu...
Dodi Muthofar Hadi
Dodi Muthofar Hadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manjadda Wajadda

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus puluhan bahkan ribuan kepala"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negara Dunia 2010/01/MH/21 “Jadi, Maka Jadilah”

21 Januari 2010   13:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah adalah fakta yang menjadi pelajaran bagi pewaris sejarah. Pewaris sejarah adalah orang-orang yang tidak masuk dalam sejarah dan bukan pelaku sejarah. Pewaris sejarah bukan anak-anak masa mendatang, tapi manusia yang tidak menjadi pelaku sejarah. Pewaris sejarah ini yang menceritakan isi sejarah dari pelaku sejarah kepada pewaris sejarah yang lain.

Warisan sejarah yang sampai kepada saya, bahwa manusia yang pertama kali di ciptakan oleh Allah swt, untuk menghuni dan memakmurkan bumi adalah sepasang manusia laki-laki dan perempuan. Mereka adalah sepasang suami istri, yang bernama Adam dan Hawa. Adam dicptakan lebih dahulu dari pada Hawa. Adam diciptakan dengan sari pati tanah yang dibentuk, dengan sempurna oleh Allah swt dan ditiupkan ruh di dalam bentuk Adam, sehingga sempurna menjadi manusia bernama Adam. Hawa adalah manusia kedua, yang diciptakan sebagai pasangan Hawa dan diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam, sebagai seorang wanita sempurna bernama Hawa. Kuasa Allah swt sebagai Tuhan adalah sebagai mana nama-nama yang dimiliki sebanyak 99 nama-nama yang baik, yang disebut asmaulhusna. Kuasa Allah swt untuk menciptakan adalah sebagaimana firman Allah swt di dalam Al Quran, "Kunfayakun" artinya "Jadi, maka jadilah".

Manusia adalah adalah makhluk, dan tidak boleh sombong dengan mengatakan bisa seperti Allah swt, "Jadi, maka Jadilah". Manusia diutus di bumi sebagai ujian karena telah berlaku khianat atas pesan Allah swt di surga. Adam dan Hawa sebagai suami istri sudah hidup lebih dari 1000 tahun, dengan demikian jumlah keturunannya, yang sudah meninggal dan yang masih hidup, saat ini sudah banyak sekali. Penduduk dunia saat ini kurang lebih 2 milyar, dan penduduk Indonesia kurang lebih 200 juta.

Adam sebagai manusia pertama, sebagai ayah dari anak-anaknya, dan memberlakukan hukum-hukum Tuhan yang disampaikan malaikat Jibril ataupun langsung dari Allah swt kepada Adam untuk menjadi pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Adam adalah pemimpin manusia pertama di dunia, yang menjalankan hukum Tuhan di dunia. Dia kemudian digantikan oleh keturunan-keturunannya, yang juga diangkat sebagai Nabi sampai Nabi penutup bernama Muhammad saw, yang sekaligus seorang Rasul terakhir di dunia. Dan Nabi Isa as seorang nabi sekaligus rasul yang diangkat oleh Allah swt ke langit dalam keadaan Hidup, dengan kuasa Allah swt, yang hidupnya dari sebelum Nabi Muhammad saw itu akan diturunkan kembali ke dunia sebagaimana beliau, yaitu seorang nabi dan rasul. Sebagaimana Rasul Muhammad saw sabdakan, bahwa "seandainya nabi Musa as hidup pada masa Nabi Muhammad saw, maka nabi Musa akan mengikuti ajaranku" sabda Nabi Muhammad saw. Begitu pula Nabi Isa as dalam kehidupan di dunia untuk kedua kalinya itu, nabi Isa berada ditengah umat nabi Muhammad saw atau setelah kenabian Nabi Muhammad saw, sehingga kehidupannya akan menjalankan risalah Nabi Muhammad saw.

Nabi Isa as akan memimpin dunia, menjadikan penduduk dunia sejahtera, yang dijanjikan oleh Allah swt bahwa pada masa itu sodakoh emas yang diberikan oleh seseorang ditolak karena seluruh manusia pada masa itu sudah punya emas yang lebih banyak dari yang disodakohkan. Kemakmuran merata di seluruh negara, dan di dunia ini terbentuk satu pemerintahan dalam satu kepemimpinan, atau ada pemimpin dunia yang mampu mensejahterakan seluruh penduduk dunia, bahkan bukan hanya manusia, hewan, tumbuhan dan semua makhluk di dunia sejahtera. Kepemimpinan nabi Isa adalah kepemimpinan untuk dunia, bukan untuk satu negara atau satu kaum saja. VIVA REPUBLIK, MERDEKA Untuk KEPENTINGAN BERSAMA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun