Mohon tunggu...
Muthmainnah Ilham
Muthmainnah Ilham Mohon Tunggu... Guru - Guru

Muthmainnah Ilham sebagai seorang guru yang senang membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehidupan Guru dalam Sistem Islam

13 Oktober 2024   20:51 Diperbarui: 13 Oktober 2024   21:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pendidikan saat ini menganut prinsip sekularisme dan nilai-nilai liberal, sehingga menghilangkan jati diri siswa sebagai seorang Muslim. Hal ini menciptakan generasi berkepribadian ganda. Meskipun mereka beragama Islam, mereka sekuler dan liberal. Tindakannya jauh dari moral yang tinggi. Pergaulan bebasnya berakhir dengan perzinahan dan aborsi. Mereka juga terlibat dalam kekerasan dan kejahatan. Kurikulum yang ada juga gagal dalam mendidik siswa, sehingga kualitas akademik siswa dinilai rendah. Menurunnya prestasi dan perilaku akademik generasi  ini memberikan beban berat bagi para guru.

 4. Kebijakan Administratif yang Kompleks

Guru dibebani dengan sejumlah kebijakan administratif kompleks terkait sertifikasi yang memerlukan waktu dan perhatian mereka. Hal ini lambat laun menghilangkan peran guru dari peran pentingnya sebagai pendidik.

 5. Hilangnya profil diri guru

Gaya hidup sekuler mempengaruhi identitas diri guru dan hilangnya profil diri pendidik. Mereka menjalani gaya hidup duniawi dan bebas. Beberapa guru berani melakukan perbuatan buruk kepada siswanya berupa kekerasan fisik dan seksual, bahkan hingga berujung pada kematian. Permasalahan pelik yang melingkupi guru nampaknya bersifat sistemik, bukan hanya permasalahan individual. Oleh karena itu, untuk melahirkan guru yang berkualitas dan  menghasilkan generasi yang cerdas dan bertakwa, diperlukan solusi yang sistematis untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru secara tuntas.

Kehidupan Guru dalam Sistem Islam

Sistem pendidikan Islam dapat mewujudkan guru yang berkualitas, berakhlak Islami, serta keterampilan dan pendidikan yang baik bagi peserta didiknya. Islam sangat menghormati guru. Secara sikap, Islam mengajarkan siswa untuk menghormati guru yang mempunyai nilai-nilai luhur dan tinggi. Tak hanya para siswa, pihak berwenang juga memberikan penghormatan kepada para guru dengan mengangkat mereka sebagai guru yang patut dipuji. Pemerintah mengapresiasi upaya para guru dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada generasi mendatang dengan memberikan gaji yang tinggi.

Pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasid, rata-rata gaji tahunan guru negeri mencapai 2.000 dinar. Dengan harga emas murni saat ini yang mencapai Rp 1.500.000 per gram dan satu dinar seberat 4,25 gram emas, maka gaji seorang guru saat itu adalah Rp 12,75 miliar per tahun. Bahkan guru Alquran dan Hadits mendapat penghasilan Rp 25,5 miliar per tahun.

Sistem Islam menjalankan sistem ekonomi untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, termasuk guru, Pakaian, makanan, dan perumahan tersedia dengan harga yang wajar. Pendidikan, kesehatan dan keselamatan tersedia secara gratis. Hal ini memungkinkan guru untuk fokus dan mengoptimalkan upayanya dalam mengajar siswa.

Sistem Islam menjamin kualitas guru dengan menetapkan standar yang tinggiDalam Islam, guru bukan hanya guru tetapi juga guru generasi Muslim. Hakikat dunia Islam ditentukan oleh para guru. Oleh karena itu, guru haruslah seorang yang agamis, berakhlak mulia, berpendidikan tinggi, terpelajar, ahli, dan berilmu. Negara menguji calon guru sebelum menyatakan siap mengajar.

Pemerintah menyelenggarakan program pendidikan berdasarkan akidah Islam yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berkarakter Islami, yaitu manusia yang beragama dan mempunyai ilmu pengetahuan yang bermutu tinggi, dalam pendidikan Islam serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun