Mohon tunggu...
Muthmainnah
Muthmainnah Mohon Tunggu... Lainnya - Penerbit

Penulis Oleh - Musdalifah, Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Program Studi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Keluarga Broken Home pada Kondisi Kesehatan Mental Anak

19 Mei 2024   22:20 Diperbarui: 20 Mei 2024   19:46 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebab ternyata kemunculan keluarga berantakan ini juga memberikan dampak positif bagi anak. 

Contohnya adalah:

1. Menjadi lebih dewasa dan mempunyai pikiran yang lebih kuat. 

Setelah anak-anak yang tinggal di rumah berantakan menghadapi banyak kendala, keluarga  justru menjadikan mereka lebih mandiri, kuat, dan  dewasa. Permasalahan yang mereka hadapi juga  membantu membentuk karakter dan spiritualitas mereka agar lebih cepat berkembang, karena dapat memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang makna hidup dan kekuatan untuk menghadapi permasalahan di masa depan.

2. Termotivasi untuk mengubah kehidupan masa depanmu

Berdasarkan apa yang  mereka alami di masa lalu, tentu saja mereka tidak ingin  memiliki  keluarga  seperti orang tuanya di kemudian hari dan tidak ingin terjerumus ke dalam lubang yang sama. Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga Broken Home cenderung memiliki  motivasi dan semangat yang tinggi karena  tidak ingin anaknya mengalami hal yang sama. Itulah yang mereka rasakan ketika mereka masih muda

3. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap permasalahan keluarga

Anak-anak dari keluarga yang berantakan cenderung memiliki  empati yang tinggi terhadap masalah keluarga karena masa lalunya yang pahit  membuat mereka peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah keluarga dan tentunya mereka akan semakin memahami betapa pentingnya keluarga  dalam kehidupan mereka. Mereka akan membentuk keluarga yang harmonis, dan itu akan menjadi rumah bagi untuk kembali di masa depan, dan rumah yang dapat mereka andalkan untuk anak-anak mereka.


Anak-anak dengan keluarga yang berantakan belum tentu sesuai dengan stigma negatif  yang ada di kalangan kita saat ini. Bagi anak-anak dari keluarga yang berantakan, mengungkapkan kesedihan terhadap keluarga seringkali dianggap berlebihan. Hal ini dapat meningkatkan perasaan depresi dan menimbulkan stres pada anak dalam keluarga yang berantakan. Anak-anak dari keluarga yang hancur tidak memerlukan perhatian khusus atau perlakuan khusus di sini, tapi bagaimana kita menyikapi situasi ini dan  mengubah sikap kita bahwa hal seperti keluarga yang hancur tidak perlu dikubur lama-lama. Dengarkan permasalahan yang mereka alami dan dengarkan cerita yang ingin mereka sampaikan dan jangan biarkan hal itu berlangsung terlalu lama. Karena dapat menimbulkan rasa dendam dan kesedihan yang mendalam serta mengganggu pikiran dan kejiwaan mereka.

Secara umum, anak-anak dari keluarga Broken Home belum tentu terkena pengaruh negatif. Namun, terkadang anak bisa memahami pertengkaran antara ayah dan ibunya.  Akankah ia menjadi lemah dan  mentalnya tidak stabil, ataukah ia mampu beradaptasi dengan keadaan keluarganya dan berpikir lebih dewasa. Rumah merupakan tempat yang aman dan nyaman bagi anak, serta tempat mereka kembali. Mereka dapat mengungkapkan segala perasaan, kekesalan, dan permasalahan yang mereka hadapi, serta dapat bergembira, bercanda, tertawa, dan mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Rumah adalah tempat yang sangat istimewa bagi mereka. Lalu apa jadinya jika rumah impian Anda hancur. Di mana mereka akan bersandar setelah tempat ini hilang. Mungkin hal ini sering dialami oleh sebagian anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis atau kurang mendapat kasih sayang  dari  orang tuanya. Akibatnya, anak-anak tersebut mengalami hal-hal yang tidak diinginkan bagi perkembangan mental dan emosionalnya.

Pada saat yang sama, ketika insiden kekerasan  terjadi pada usia dini, anak-anak dari keluarga yang berantakan akan menderita kerusakan psikologis jangka panjang dan permanen. Memburuknya hubungan  keluarga mempunyai dampak negatif bagi seluruh keluarga. Namun, dalam kasus ini, anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menjadi korban  kekerasan. Misalnya saja meninju, menendang, dan sebagainya. Kekerasan dengan tegas ditentang tidak hanya oleh hukum tetapi juga oleh kemanusiaan. Banyaknya anak yang menjadi korban kekerasan dari ayahnya, dan hal ini merupakan bukti nyata adanya kerusakan  psikologis pada anak. Selain itu, orang tua gagal menjadi orang tua yang baik karena tidak merawat anak-anaknya atau menjauhi mereka. Ini adalah langkah awal ketika kondisi mental anak relatif belum baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun