Mohon tunggu...
MUTHIATUL MUDHIAH
MUTHIATUL MUDHIAH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

kemenangan bukan hanya soal skor, tapi soal hati dan semangat yang tak pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis dan Modifikasi Teks Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit Menjadi Teks Cerita Sejarah Fiksi

29 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 30 Oktober 2024   13:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://pin.it/1NEkgA0nq

Sejarah Kerajaan Majapahit

     Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Mapajapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. Bagaimana awal mula berdirinya Majapahit? Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok.

     Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe.

     Kerajaan Terbesar di Nusantara Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari  Kerajaan Singasari. Di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.

     Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. Ini dikarenakan di area itu banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit.

     Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha. Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang. Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.

     Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa.

     Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Struktur Teks Cerita Sejarah

     Secara keseluruhan, struktur teks cerita sejarah ini sudah hampir lengkap dengan tiga bagian utama: orientasi, rangkaian peristiwa, dan resolusi. Namun, teks ini belum memiliki reorientasi, yang bisa melengkapi pemahaman mengenai dampak sejarah Majapahit bagi Nusantara. Berikut analisis mengenai struktur teks: 

1. Orientasi

Bagian ini memperkenalkan latar belakang dan pengantar mengenai Kerajaan Majapahit sebagai salah satu cikal bakal Nusantara, serta kaitannya dengan Kerajaan Singasari.

"Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Majapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. Bagaimana awal mula berdirinya Majapahit? Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken arok"

2. Rangkaian Peristiwa

Bagian ini memuat perjalanan Raden Wijaya dari runtuhnya Singasari, upaya melarikan diri, bantuan yang didapat dari Arya Wiraja, hingga strategi bersama pasukan Mongol untuk menjatuhkan Jayakatwang. Pada bagian ini, terdapat beberapa peristiwa penting, yaitu:

  • Keruntuhan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang.
  • Pelarian Raden Wijaya dan penerimaan bantuan dari Arya Wiraja.
  • Pembangunan wilayah Majapahit di hutan Tarik.

"Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe..."

3. Resolusi

Pada bagian ini, dijelaskan keberhasilan Raden Wijaya dalam mendirikan Kerajaan Majapahit setelah mengalahkan Jayakatwang dan mengusir tentara Mongol dari Jawa. Resolusi ini menyatakan bahwa Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

"Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana."

4. Reorientasi (Tidak ada dalam teks) Secara umum, teks ini tidak mencakup bagian reorientasi atau kesimpulan yang menjelaskan dampak dan pengaruh Kerajaan Majapahit di kemudian hari.

Analisis Kebahasaan

  • Kata Kerja Tindakan (Verba Material): menandai tindakan fisik atau aksi yang dilakukan. Contoh: "melarikan diri," "disambut," "diperbolehkan membuka hutan," "menyerang," dan "mendirikan"
  • Kata Kerja Mental (Verba Mental): menunjukkan pemikiran atau perasaan tokoh. Contoh: "memikat hati penduduk,"
  • Kata Keterangan Waktu: memberikan informasi waktu yang jelas mengenai peristiwa.Contoh: "Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka," "1292," dan "10 November 1293."

Modifikasi Bagian Konflik, Klimaks, dan Koda

Bagian Konflik dan Klimaks:

      Raden Wijaya merasakan gelombang amarah dan dendam kepada Jayakatwang. Dalam pertemuannya dengan tentara Mongol, ia berkata kepada panglima Ike Mese, "Aku tahu di mana letak kelemahan Jayakatwang. Bersama, kita bisa merebut takhtanya!"
     Panglima Ike Mese terdiam sejenak, memandangi Raden Wijaya yang penuh keyakinan. "Jika kau bersedia membimbing kami, kami akan membantu. Keadilan untuk penghinaan yang diterima Kaisar harus ditegakkan!" jawabnya.
     Setelah menaklukkan Jayakatwang, Raden Wijaya segera memberi aba-aba pada pasukannya untuk bersiap menghadapi tentara Mongol. Dengan lantang ia berkata, "Hari ini kita tuntaskan semua utang! Kita tidak akan tunduk kepada bangsa mana pun. Serang tentara Mongol, dan usir mereka dari tanah Jawa ini!"
     Pertempuran berlangsung sengit, dengan prajurit Majapahit yang bersatu menggempur pasukan Mongol hingga memaksa mereka pergi.

Bagian Koda:

Saat Majapahit berhasil berdiri kokoh, Raden Wijaya merenung di tengah keramaian rakyatnya yang bersuka cita. "Kini, kita tidak hanya merebut takhta, tetapi juga kehormatan dan masa depan negeri ini. Di Majapahit ini, Nusantara akan menjadi kuat," ucapnya lirih, sembari menatap cakrawala yang luas.

Dialog dan Penggambaran Emosi:

1. Raden Wijaya kepada rakyatnya: "Aku tidak mendirikan kerajaan ini hanya untuk diriku sendiri, tetapi untuk masa depan kita semua. Di Majapahit, kita akan berdiri sebagai bangsa yang kuat."
2. Arya Wiraja kepada Raden Wijaya: "Majapahit bukan hanya nama, tetapi janji akan sebuah harapan yang telah kau wujudkan, Raden."

Hasil Modifikasi Bagian Konflik, Klimaks, dan Koda

sumber:https://pin.it/38Px2RMFg
sumber:https://pin.it/38Px2RMFg
     Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Majapahit yang berkembang pesat di abad ke-14. Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok.
     Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang, Bupati Gelanggelang (Madiun), pada tahun 1292. Raden Wijaya, seorang pangeran pewaris Singasari, terpaksa melarikan diri bersama tiga sahabatnya: Sora, Nambi, dan Ranggalawe. Raden Wijaya adalah putra dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, dan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Singasari.
     Di tengah pelariannya, Raden Wijaya mendapat bantuan dari kepala desa Kudadu yang menyembunyikannya dari kejaran musuh. Kemudian, ia berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep, yang berhasil mengatur pertemuan Raden Wijaya dengan Raja Jayakatwang. Atas bantuan Arya Wiraja, Raden Wijaya diizinkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa baru. Ia menamai desa ini Majapahit, terinspirasi oleh pohon maja yang banyak tumbuh di sana dengan buahnya yang pahit.
     Melalui ketekunan dan kharismanya, Raden Wijaya menarik banyak penduduk untuk tinggal di desa tersebut. Mereka datang dari Tumapel dan Daha, membantu Raden Wijaya membangun desa dan memperkuat persiapan untuk merebut kembali kekuasaan yang diambil Jayakatwang. Kesempatan emas muncul ketika pasukan Mongol tiba di Jawa untuk menghukum Raja Kertanegara atas penghinaan terhadap utusan Kaisar Khubilai Khan.
     Raden Wijaya melihat ini sebagai kesempatan. Dalam sebuah pertemuan penting dengan panglima perang Mongol, Ike Mese, ia berkata dengan penuh semangat, "Aku tahu di mana letak kelemahan Jayakatwang. Bersama, kita bisa merebut takhtanya!"
     Panglima Ike Mese memandang Raden Wijaya dengan penuh pertimbangan, lalu mengangguk. "Jika kau bersedia membimbing kami, kami akan membantu. Keadilan untuk penghinaan yang diterima Kaisar harus ditegakkan!" balasnya. Dengan aliansi tersebut, pasukan Raden Wijaya dan Mongol menyerang Jayakatwang dan berhasil menaklukkannya.
     Namun, Raden Wijaya tidak berhenti di situ. Setelah mengalahkan Jayakatwang, ia segera memberi aba-aba kepada pasukannya untuk bersiap menghadapi tentara Mongol yang kini sudah tidak ia butuhkan lagi. Dengan suara lantang, ia berkata kepada para prajuritnya, "Hari ini kita tuntaskan semua utang! Kita tidak akan tunduk kepada bangsa mana pun. Serang tentara Mongol, dan usir mereka dari tanah Jawa ini!"
     Pertempuran sengit pun terjadi, dengan prajurit Majapahit yang bersatu melawan dan menggempur pasukan Mongol hingga akhirnya memaksa mereka angkat kaki dari tanah Jawa.
     Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau 10 November 1293, Raden Wijaya secara resmi mendirikan Kerajaan Majapahit dan dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini berpusat di Trowulan, yang kini terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
     Majapahit berhasil berdiri kokoh, dan Raden Wijaya pun merenung di tengah keramaian rakyatnya yang bersuka cita. "Kini, kita tidak hanya merebut takhta, tetapi juga kehormatan dan masa depan negeri ini. Di Majapahit ini, Nusantara akan menjadi kuat," ucapnya lirih, sembari menatap cakrawala luas yang membentang di depannya.
     Dalam sambutan kepada rakyatnya, ia menyatakan dengan penuh harap, "Aku tidak mendirikan kerajaan ini hanya untuk diriku sendiri, tetapi untuk masa depan kita semua. Di Majapahit, kita akan berdiri sebagai bangsa yang kuat." Mendengar kata-kata ini, Arya Wiraja yang berdiri di sisinya tersenyum bangga. Ia berbisik kepada Raden Wijaya, "Majapahit bukan hanya nama, tetapi janji akan sebuah harapan yang telah kau wujudkan, Raden."

     Dengan keteguhan dan kekuatan, Majapahit kemudian berkembang menjadi kerajaan besar yang membawa kebanggaan bagi Nusantara dan menjadi dasar bagi cikal bakal Indonesia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun