Mohon tunggu...
muthia meilani
muthia meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaya, Yogyakarta. NIM: 22107030042

mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2022 UIN Sunan Kalijaya, Yogyakarta. NIM: 22107030042

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yogyakarta, Provinsi Termiskin Tapi Kok Bisa Jadi Kota dengan Penduduk Paling Bahagia?

25 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   07:42 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cr. www.kotajogja.com 

Yogyakarta atau yang sering disebut dengan kota "gudeg" merupakan salah satu provinsi yang memiliki keunikan tersendiri di Indonesia. Meskipun terkenal dengan warisan budaya dan destinasi wisatanya, provinsi ini juga memiliki catatan yang mengejutkan,  yang mana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi paling miskin di Pulau Jawa.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di provinsi Jogja secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, yakni mencapai 11,49% dengan jumlah penduduk miskin 463.460, lebih tinggi dari Maret 2022 yang hanya mencapai 457.760 orang, yang mana jumlah ini meningkat hampir 6.000 orang. Ada beberapa fakor yang menjadi penyebab mengapa Yogyakarta menempati Provinsi termiskin di Pulai Jawa, salah satunya ialah Upah Minimum Rendah. Upah Minimum Provinsi (UMP) Yogyakarta pernah menjadi yang paling rendah di Indonesia pada tahun 2021, yaitu sebesar Rp 1.765.000. 

Namun sejak 1 Januari 2023 UMP Yogyakarta sudah dinaikkan menjadi Rp. 1.981.782,39. Meskipun sudah dinaikkan, menurut Sekjen Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) Kirnadi, UMP yang rasional bagi masyarakat Yogyakarta adalah Rp 2,3 juta hingga Rp 2,6 juta berdasarkan survei yang ia lakukan.

Walaupun hal tersebut menjadikan Yogyakarta sebagai provinsi paling miskin di Pulau Jawa, tapi uniknya Yogyakarta ini memiliki indeks kebahagiaan yang paling tinggi dari pada provinsi lainnya.

KOK BISA?

Indeks kebahagiaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri mencapai 71,64, di atas indeks kebahagiaan nasional yang berada di angka 71,49. Meskipun Provinsi Yogyakarta merupakan provinsi termiskin di pulai jawa namun masyarakatnya menganut slogan "Mangan Ra Mangan Tetap Bahagia" yang jika di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya ialah "Makan Ga Makan Tetap Bahagia" yang bermakna apapun kondisinya mau makan atau ga makan kita itu harus bahagia. 

Indeks kebahagiaan sendiri diukur melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang dilakukan 3 tahun sekali. Adapun 3 dimensi yang di ukur dalam SPTK adalah kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (effect), dan makna hidup (eudaimonia). 

Selain indeks kebahagiannya yang tinggi, angka harapan hidup Yogyakarta juga merupakan yang tertinggi di Indonesia, yakni untuk laki-laki mencapai 73,27 tahun, sedangkan perempuan mencapai 76,89 tahun. Angka ini juga jauh di atas level nasional yakni 69,67 tahun untuk laki-laki dan 74,55 tahun untuk perempuan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun