Model berarti pola, rencana, contoh dari sesuatu yang akan dibuat atau dilakukan. Model evaluasi merupakan penjabaran dari teori evaluasi dalam praktek pelaksanaan evaluasi. Suatu model evaluasi menjelaskan tentang pengertian evaluasi dan proses melaksanakannya (Wirawan, 2011:79-80). Model evaluasi program ini membahas tentang teori evaluasi terhadap program pendidikan yang cakupannya lebih luas dari program pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Ada beberapa model evaluasi program yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagaimana yang dijelaskan oleh Wirawan (2011:80-106) sebagai berikut:
1. Model evaluasi berbasis tujuan (goal based evaluation model)
Model ini merupakan model tertua yang pertama kali dikembangkan oleh Ralph Tyler. Dia mendefinisikan evaluasi sebagai "....process of determining to what extent the educationa objective are actually being realized". Jadi menurutnya, evaluasi merupakan proses menentukan sampai seberapa tinggi tujuan pendidikan sesungguhnya dapat dicapai (Wirawan:80-81).
Michael Scriven mendefinisikan goal based evaluation sebagai "...any type of evaluation based on the knowledge of-and referenced tothe goals and objectives of the program, person, or product ....." Jadi menurutnya, model evaluasi berbasis tujuan adalah setiap jenis evaluasi berdasarkan pengetahuan dan direferensikan kepada tujuan-tujuan program, orang, atau pruduk.
Model evaluasi berbasis tujuan secara umum mengukur apakah tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan, program, atau proyek dapat dicapai atau tidak. Â
2. Model evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation model)
Model evaluasi bebas tujuan ini dikemukakan oleh Michael Scriven (1973). Menurut Scriven sebagaimana yang dikutip oleh Wirawan (2011:84) model evaluasi ini merupakan evaluasi mengenai pengaruh  yang sesungguhnya. Sebelum melakukan evaluasi, evaluator seharusnya tidak mengetahui tujuan program, evaluasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari pelaksanaan program, baik pengaruh positif maupun negatif. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan pengaruh yang mungkin terjadi dari suatu program yang diaksanakan.
. Model Evaluasi formatif dan sumatif
Istilah evaluasi formatif (formative evaluation) diperkenalkan oleh Michael Scriven pada tahun 1967. Model evaluasi ini dilakukan ketika program sedang dilaksanakan (formatif) dan ketika program sudah selesai dilaksanakan (sumatif). Jadi dalam model ini, evaluasi formatif dilakukan sepanjang program dilaksanakan untuk diketahui kelemahannya, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Evaluasi formatif ini bisa dilakukan beberapa kali selama program itu dilaksanakan, sehingga perbaikannya pun bisa dilakukan berkali-kali.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pelaksanaan program untuk mengukur indikator pencapaian sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam tujuan program.