Mohon tunggu...
Muthia Febri Yanti
Muthia Febri Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" - QS. Al-Insyirah : 6

Aku tidak sempurna, tetapi cerita selalu lebih baik dengan sentuhan ketidak sempurnaan:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskusi Seputar Ekonomi Internasional "Standar Pembayaran Emas"

5 Desember 2021   21:46 Diperbarui: 5 Desember 2021   22:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sabtu, 4 Desember 2021 

Hari itu mahasiswa Universitas Pamulang kelas Reguler C (kelas sabtu/kelas karyawan) khususnya kelas OL.R._777 melakukan perkuliahan secara online melalui Vicon (Video Conference) termasuk saya didalamnya. yapss... Hari weekend yang produktif bagi saya untuk beraktifitas melakukan kewajiban sebagai seorang mahasiswa untuk berdiskusi dan presentasi materi yang telah di tugas oleh dosen. 

Jam 08.00 WIB, dimulainya mata kuliah pertama yaitu Ekonomi Internasional, mahasiswa melakukan presentasi sesuai urutan dari kelompok 1 sampai kelompok 6. Seiring berjalannya diskusi kelompok demi kelompok, tibalah giliran kelompok saya yaitu kelompok 3 untuk melakukan presentasi yang berjudul "Sejarah Waktu Pra Perang dunia"

pembahasan singkat dalam diskusi

Dalam kurun waktu antara tahun 1870 hingga menjelang perang dunia pertama, sistem moneter internasional yang digunakan adalah sistem standar emas. 

Di antara sistem-sistem moneter dunia, sistem standar emaslah yang hingga saat ini memegang rekor dalam hal lamanya berfungsi. Sistem standar emas lahir bukan hasil prakarsa seseorang, melainkan sebagai hasil evolusi praktek-praktek melaksanakan transaksi ekonomi internasional pada umumnya dan transaksi-transaksi pembayaran antar negara pada khususnya. Oleh karena itu tidak mungkin ditetapkan dengan pasti kapan sistem standar emas dunia terjelma dan mulai berfungsi.

Beberapa di antara sifat-sifat menguntungkan yang melekat pada sistem standar emas yang banyak disebut-sebut dalam literatur ialah: 

a. Stabilnya kurs valuta asing. Dalam sistem standar emas kurs valuta asing relatif stabil

b. Dalam sistem standar emas, defisit atau surplus neraca pembayaran berlangsungnya berkecenderungan tidak berlarut lama melainkan secara otomatis menyusut, untuk kemudian kembali ke keadaan seimbang lagi 

Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari satu sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran bagaimana timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional apabila terjadi ketidakseimbangan. (Materi Modul Pertemuan 1)

Setelah  selesai presentasi dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Ada satu pertanyaan yang sangat menarik bagi saya untuk dibahas.

Apakah sistem pembayaran dengan standar emas di masa pra perang dunia masih relevan untuk dimasa sekarang?

Mari kita bahas...

Seperti di bahas diatas bahwa pada tahun 1870 hingga menjelang perang dunia pertama, standar emas memegang rekor dalam hal pembayaran atau transaksi ekonomi internasional sebagai sistem pembayaran dimasa itu. bagaimana dengan sekarang ? apakah masih relevan ?

Di masa sekarang, standar emas tidak relevan untuk di terapkan. Alasannya karena membatasi kemampuan perekonomian untuk tumbuh. ketika kapasitas produktif suatu ekonomi tumbuh, maka jumlah uang beredar harus meningkat. Karena mematoknya dengan emas, itu berarti pasokan emas dalam perekonomian juga harus tumbuh pada tingkat yang setara. 

Selain itu jumlah emas yang terbatas sehingga dapat mengancam persediaan emas suatu negara. Sebagai logam mulia dan sumber daya yang tidak dapat di perbaharui, cadangan emas yang terbatas akan sulit mengikuti pertumbuhan ekonomi dunia. 

Dari langkanya emas tersebut bisa saja  dimanfaatkan, standar emas akan lebih menguntungkan bagi negara-negara yang memiliki cadangan emas besar, seperti Cina, Australia, AS, Afrika Selatan, dan Rusia. Bagi negara yang tidak memiliki tambang emas, mereka hanya dapat memperolehnya melalui surplus perdagangan.

Maka dari itu standar emas tidak relevan dimasa sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun