Mohon tunggu...
Muthia Azzahra Sugiyarto
Muthia Azzahra Sugiyarto Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN Veteran Jakarta - Fakultas Hukum - S1 Hukum

Memiliki hobi membaca buku dan senang mencari hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembuktian Adanya Allah SWT dan Bukti Keimanan Kepada Allah SWT

17 September 2024   21:46 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:33 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wujud Allah SWT yang tidak terlihat membuat beberapa orang tidak percaya atau ragu akan keberadaan-Nya. Sebagian orang menyangkal dikarenakan mereka tidak dapat memahami keberadaan Allah SWT dengan indera yang mereka miliki. Pada dasarnya, orang yang memang hanya memercayai sesuatu yang bisa ditangkap atau dilihat oleh indera manusia ditolak oleh realitas mereka sendiri. Benar bahwa alat indera adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membuktikan keberadaan sesuatu. Namun, hal tersebut bukan hanya satu-satunya alat karena masih banyak alat lain yang dapat digunakan sebagai sarana untuk membuktikan sesuatu.

Dalam pembuktian adanya Allah SWT kita dapat menggunakan pengamatan secara mendalam menggunakan akal baik terkait diri sendiri, alam, maupun kehidupan. Manusia mulai dari masih di dalam rahim sampai lahir ke dunia penuh dengan keajaiban dalam proses penciptaannya dan bisa dengan mudah dibuktikan. Adanya manusia yang beragam bentuk, rupa, kulit, suara, jenis kelamin. Namun, tidak ada yang serupa. Tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendiri karena setiap makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan, setiap yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta. Maka jelaslah hal itu tidak lepas dari Allah SWT yang mengatur segala proses penciptaan manusia tersebut. Selain itu, jika kita melihat matahari, bintang, bulan, dan planet yang bergerak secara teratur, siang dan malam berganti. Tidak mungkin mereka ada dan bergerak secara sendirinya, semua hal itu juga telah diciptakan dan diatur oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:

اَمۡ خُلِقُوۡا مِنۡ غَيۡرِ شَىۡءٍ اَمۡ هُمُ الۡخٰلِقُوۡنَؕ

Artinya: "Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?" (Q.S. At-Tur: 35) 

اَمۡ خَلَـقُوا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌ۚ بَلْ لَّا يُوۡقِنُوۡنَؕ

Artinya: "Ataukah mereka menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)." (Q.S. At-Tur: 36)

Kedua ayat tersebut merupakan fakta bahwa keberadaan manusia merupakan suatu bukti keberadaan Allah SWT. Begitu pula dengan keberadaan langit dan bumi beserta isinya.

Jika sebagian orang meragukan keberadaan Allah SWT karena wujudnya tidak dapat dibuktikan oleh indra penglihat mereka, maka bisa dibuktikan melalui indra pendengar. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang meminta pertolongan-Nya saat mendapatkan musibah. Fenomena ini merupakan istijabah doa. Kita dapat menemukan pertolongan yang tidak disangka-sangka atau terkabulnya doa yang kita panjatkan. Dari hal tersebut, manusia dapat merasakan adanya pengaruh kekuasaan Allah SWT dengan dikabulkan doanya. Kejadian ini membuktikan bahwa keberadaan Allah SWT "azza wa jalla" yang artinya Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Allah SWT berfirman:

وَنُوۡحًا اِذۡ نَادٰى مِنۡ قَبۡلُ فَاسۡتَجَبۡنَا لَهٗ فَنَجَّيۡنٰهُ وَاَهۡلَهٗ مِنَ الۡكَرۡبِ الۡعَظِيۡمِ‌ۚ              

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar." (Q.S. Al-Anbiya: 76)

Kita memang tidak bisa melihat wujud Allah SWT secara langsung namun kita bisa melihat mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada nabi sebagai bukti yang jelas tentang keberadaan Allah SWT yang mengutus para nabi. Allah SWT melakukannya sebagai penguat dan penolong bagi para Rasul. Saat Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, lalu terbelahlah laut tersebut menjadi 12 jalur yang kering, sementara air diantara jalur tersebut seperti gunung yang bergulung. Allah SWT berfirman:

فَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰى مُوۡسٰٓى اَنِ اضۡرِبْ بِّعَصَاكَ الۡبَحۡرَؕ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٍ كَالطَّوۡدِ الۡعَظِيۡمِ

Artinya: "Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (Q.S. Asy-Syu'ara: 63)

Oleh karena itu, kita harus memercayai bahwa Allah SWT itu ada dengan bukti keberadaan-Nya sebagai pencipta dan pengatur seluruh alam semesta beserta isinya. Kepercayaan kepada Allah SWT harus kita akui secara verbal dan dalam hati. Allah SWT benar-benar ada dapat kita lihat melalui ciptaan-Nya. Jadi, kita harus meyakini Allah SWT itu ada karena sudah banyak bukti dan fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta sesuai kehendak Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur'an. Selain itu, kita juga tidak akan hidup di dunia ini jika bukan atas kehendak Allah SWT.

Sebagai seorang muslim kita dapat membuktikan keimanan kita kepada Allah SWT dengan cara percaya akan keberadaan Allah SWT sebagai pencipta manusia, langit, bumi, dan seisinya. Allah SWT berfirman:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍ ۢ بِاَمْرِهٖٓۙ اَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S. Al-A'raf: 54)

Kita juga dapat mengakui bahwa segala nikmat-nikmat yang datang kepada kita itu sumbernya dari Allah SWT. Selain itu, dapat juga dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya yang tertera pada Al-Qur'an dan Hadits, serta takut akan azab yang datang dari Allah SWT. Hal ini dapat disebut dengan takwa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yakni:

وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

Artinya: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. Al A'raf: 96)

Oleh sebab itu, marilah kita selalu beriman kepada Allah SWT karena dengan beriman kepada Allah SWT dapat memberikan keselamatan dunia dan akhirat, mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah SWT, hati kita menjadi tenang dan tidak mudah tergoda dengan hawa nafsu yang jahat. Beriman kepada Allah SWT juga dapat memberikan kita kedamaian, ketentraman, dan keamanan dalam menjalani kehidupan karena senantiasa selalu mengingat Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun