Mohon tunggu...
Muthiah Abdillah
Muthiah Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa jurusan Tadris Matematika di Institut Agama Islam Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilai "Ipar adalah Maut" dari Sisi Psikologis

24 Juni 2024   21:29 Diperbarui: 24 Juni 2024   21:32 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"rani kok tega ya sama kakak kandung sendiri"

"rani gila yaa..."

pendapat netizen yang menghujat rani sebagai pihak ke 3 di rumah tangga kakak kandungnya sendiri. kira -- kira apa alasan rani tega melakukannya? dan menurut mbak meida sebagai dr.psikologi kasus ini banyak di temui di sekitar kita. berikut pembahannya.

            rani memiliki luka batin innerchild, innerchild adalah sifat kekanak-kanakan pada orang dewasa dan setiap orang memilikki innerchildnya masing-masing tergantung dari masa lampau seseorang. baik itu pengalaman pahit atau pengalaman manis, nah jika luka dari masa kecil terbawa hingga dewasa maka bisa di sebut luka innerchild. lalu apa luka yg di alami oleh rani?

            luka di tinggalkan dan di abaikan oleh orang-orang yang ia sayangi karena perceraian atau kematian, selalu di tinggalkan ibunya yang sibuk bekerja atau kewalahan karena banyak anak. orang tua rani menikah di usia muda sehingga tidak dapat memberikan kasih sayang penuh untuk anak, sedangkan ayah rani meninggal di saat rani berusia lima tahun sehingga ia kehilangan sosok ayah yang di anggap melindungi, memberikan keamanan dan perhatian. sedangkan ibunya kewalahan karena single parents mengurus dua anak dan ibunya pun memiliki kecenderungan kasih sayang kepada nisa sebagai kakak rani. bahkan lingkungan terdekat rani juga tidak supportif terhadap dirinya banyak yang membanding-bandingkan dirinya dengan nisa. hal inilah yang mengakibatkan mental rani yang rapuh, mudah merasa sedih dan sensitif terhadap kepergian orang lain. luka karena di abaikan dan di tinggalkan inilah yang menyebabkan rani merasa tidak masalah berada di hubungan yang toxic asalkan dia tidak merasa sendirian

             kemudian datanglah aris (suami nisa) yang sering mengajaknya mengobrol memberikan perhatian dan rani merasa aris ini melindungi memberi keamanan dan kasih sayang. dan rani merasa tidak masalah memiliki hubungan dengan aris meskipun aris adalah kakak iparnya dan menjadikan rani sebagai pelampiasan selagi ia tidak merasa sendirian. ini bukan berarti pembelaan terhadap rani karena perlakuannya adalah akibat dari luka innerchild jadi apapun luka innerchild yang kita miliki bukan berarati kita berhak melukai orang lain untuk memuaskan jiwa kanak-kanak kita dan untuk memahami luka innerchild yang dimilki seseorang bukanlah hal mudah. dan dalam mengobati luka innerchild jangan sampai melanggar 4 norma, norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum. artikel ini merupakan bentuk narasi dari vidio yang upload oleh akun "mbak meida" sebagai psikolog sebagai edukasi terhadap masyarakat kepada film yang saat ini sedang dalam masa tayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun