Efek shaum selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan terhadap kesehatan jasmani sudah sangat umum diketahui. Setiap bulan Ramadhan bisa dipastikan akan ada kajian yang membahas mengenai hal itu. Dalam kajian ilmu kesehatan mental, terutama psikologi, efek shaum terhadap kesehatan rohani mulai banyak diangkat dalam penelitian. Tentu saja, ada banyak versi hasil penelitian tergantung pada konstruk yang diambil, subjek penelitian, latar belakang agama dan budayanya, dan lain sebagainya. Artikel ini dibuat dengan mengutip beberapa hasil penelitian tentang tema shaum dan kesehatan mental. Mari kita simak satu per satu.
1. Shaum dapat menurunkan tingkat depresi
Depresi yaitu kondisi mental dimana individu merasakan emosi negatif yang dominan, kecenderungan untuk menyalahkan diri, dan ditandai dengan menarik diri dari lingkungan sosial juga berkurangnya aktivitas yang produktif maupun aktivitas yang menyenangkan. Dengan shaum, maka asupan kalori dalam tubuh akan terbatas. Dengan terbatasnya kalori, brain-derived neurotrophic factor (BDNF) yang dapat mempengaruhi pengendalian emosi akan meningkat, sehingga emosi yang depresif dapat berkurang.
2. Shaum dapat menurunkan tingkat distress
Distress adalah respon kognitif, emosi dan perilaku yang negatif terhadap stimulus yang menuntut, menekan atau mengancam. Distress sangat dipengaruhi oleh proses appraisal, bagaimana individu memandang ancaman yang datang. Shaum dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, sehingga individu akan lebih mampu berfikir jernih ketika menghadapi suatu tekanan atau stressor. Pola makan yang teratur juga dapat mempengaruhi hormon stress atau kortisol sehingga gejala distress akan dapat dihindari.
3. Shaum dapat menurunkan tingkat kecemasan
Di bulan Ramadhan, jam biologis manusia jauh lebih teratur dibandingkan diluar bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan waktu makan, tidur dan beraktivitas cenderung lebih tetap dan terprediksi. Hal-hal rutinitas dan predictable bisa membantu individu dengan kecemasan untuk mengendalikan kekhawatirannya.Â
4. Shaum dapat menurunkan interpersonal sensitivity
Interpersonal sensitivity adalah kecenderungan seseorang untuk berpikir dan merasakan mengenai kepekaan terhadap diri dan orang lain, kebutuhan akan persetujuan orang lain, kecemasan akan perpisahan, rasa takut dan rapuh dalam diri. Shaum terbukti secara empiris dapat menurunkan kepekaan individu yang cenderung negatif terhadap stimulus sosial.
5. Shaum dapat meningkatkan emosi positif