Mohon tunggu...
Nurul Mutmainnah
Nurul Mutmainnah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jakarta

Mencoba mengangkat rasa untuk berbagi. Dalam garapan kebaikan. Meski masih memulai untuk mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahman Kecil

13 Juli 2022   13:00 Diperbarui: 13 Juli 2022   13:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak banyak yang ingin di inginkan. Karena keinginan ini mustahil. Sebuah surat kecil yang sangat berharga. Tak sempat terucap. 

***

Anak kecil itu berlari secepat kilat menuju mesjid dekat rumahnya. Tak ada rasa peduli dengan bekas liur yang masih tertanda di dekat bibirnya. Bahkan wajahnya belum di basahi air sama sekali. Yang dia tahu bagaimana caranya bisa berdiri di depan mikrofon mesjid tanpa ada yang mengisinya. Menyesal kecil karena tak bangun dengan sigap kala Abinya membangunkan sholat shubuh. Cukup di maklumi saja. Rahman kecil masihlah bocah dengan umur 8 tahun. 

Kakinya bagai terbang tak menapak di tanah. Sepenting itukah? Tak ada yang tahu. Napas tersengal mengalir dari mulutnya. Matanya jeli melihat posisi yang di inginkannya. 

" Allahu,,,", Abinya hendak memulai mengumandangkan adzan.

" Ehhh, jangan dulu abi! Biar saya yang adzan, " dengan pesat ia menghalangi suara abinya. Memutar arah berlawanan mikrofon.

' Astaghfirullahhh ' Abinya hanya bergumam kecil sambil menahan tawa melihat penampilan berantakan khas bangun tidur. 

" Allahu akbar, Allahu akbar,,,,," suara Rahman kecil mulai menggema. Menyusup masuk ke telinga-telinga tetangga tuk memanggil siapa saja yang sholat.

***

Dan kau tahu, kisah ini selesai tanpa ada lanjutannya lagi. Karena Rahman kecil tak lagi ada di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun