Hampir jam 12 malam. Pengumuman dan benar saya bukan salah satu di dalamnya. Well, meskipun saat itu bisa dikatakan sangat sedih dan saya menyesal, tapi ada hal baik yang baru saya rasakan kemudian hari. Paling tidak saya mendapatkan beberapa pelajaran hidup dari kompetisi tersebut: Pertama, persiapkan segala sesuatu dengan baik, setiap detailnya. Kedua jangan pernah merasa sombong dan jangan berpuas diri dengan kemampuan kita. Ketiga, saya tidak harus takut tersaingi teman-teman saya, justru harusnya kami bekerja sama dan saling mendukung karena itulah orang-orang berjiwa besar.
Tim yang mewakili Indonesia di First Asia Pacific Youth Arts Festival (AYAF), tanggal 23 - 27 September 2007 terpilih, anggotanya campuran dari ketiga sekolah. They paid for it. Saya tahu saya tidak harus iri. Mereka telah melakukan ynang terbaik sementara saya tidak. Namun kemudian hari saya pahami, perempuan tidak boleh berlenggak lenggok di pentas kecuali anak-anak perempuan yang masih kecil (belum baligh).
---
Secuil cerita saya untuk Indonedia Travel. Semoga menjadi teman di sore hari anda.
Catatan: Ditulis dalam rangka mengikuti kompetisi blog Kemenparekraf Indonedia Travel Kompasiana, dengan tema “Tarian Tradisional”. Yang belum ikutan, masih dibuka sampai tanggal 26 Desember 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H