Mohon tunggu...
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serangan Fajar

12 Februari 2024   10:49 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: doc Muthakin al-Maraky

"Kambing kucing."

Sontak peristiwa itu membuat orang-orang yang disekitar kaget. Pak Ustadz Tsani tak henti-hentinya mengucapkan istighfar. Namun berbeda dengan Karmin, ia membaca fenomena ini sebagai tanda kemenangan untuk Bagus Ghofar.

Karmin mulai menenangkan orang-orang yang hadir menyaksikan fenomena itu, "Tenang saudara-saudara. Tenang. Ini pertanda baik bagi kita. Pertanda baik Bagus Ghofar. Kita akan menang telak."

"Kita lihat saja Marna, mana yang lebih cepat larinya ke langit. Lele atau kambing? Suara Bagus Ghofar pasti lebih unggul," Gumam Karmin melihat darah segar mengalir dari leher kambing yang mengeong.

***

Lampu tembak terpasang di empat arah mata angin. Beberapa warga melihat pemasangan tenda di lapangan serbaguna. Suasana pemilu di Lingkungan Mulyosari sangat berbeda dengan Lingkungan-lingkungan yang lain. Di Lingkungan Mulyosari, masyarakat sangat antusias dengan pemilu. Mereka sengaja datang, berkumpul di lapangan---tempat pemungutan suara.

Tak lama setelah tenda selesai didirikan, muncul mobil pick up berwarna hitam membawa meja, kursi dan kotak suara. Mobil yang membawa logistik untuk kebutuhan pemilu itu dikawal oleh satu orang polisi dan satu orang hansip.

Saat panitia menurunkan barang-barang, beberapa perwakilan tim sukses dari pasangan calon walikota berjalan mendekati mobil pick up. Polisi yang masih muda itu menyalami mereka berempat. Seorang panitia dari TPS IX menanyakan maksud kedatangannya. Mereka menjelaskan kepada panitia maksud dan tujuannya. Salah satu panitia dengan tegas menanyakan surat tugas dan kartu tanda pengenal. Para perwakilan itu menunjukkan masing-masing kartu tanda pengenal dan surat tugas. Diceknya satu persatu. Tak ada kejanggalan atau manipulasi dalam surat pengantar itu. Semua valid.

Saat orang-orang ramai dan sibuk di lapangan, Karmin dan Rasam mulai bergerak. Seluruh tim yang telah terbentuk kumpul di rumah Karmin. Karmin menginstrusikan pada para anggotanya untuk membagikan amplop ke para pemilih. Amplop itu berisi uang seratus ribu. Seharusnya, amplop itu berisi dua ratus ribu. Dengan seribu alasan yang dibuat-buat, Karmin dan Rasam memotong uang itu.

Para penduduk Mulyosari telah bertemu momen pemilu berkali-kali, dari mulai pemilihan anggotan dewan, walikota, gubernur hingga pemilihan presiden. Mereka hafal betul laku para tim sukses. Sebelum fajar terbit, biasanya tim sukses mulai bergerak. Mereka mendatangi rumah penduduk satu persatu untuk membeli suara. Di dalam amplop, terselip satu lembar kartu bergambar calon pemimpin yang ikut serta dalam pemilu.

Di malam itu para penduduk biasanya begadang sampai pagi. Mereka sengaja tak mengunci pintu rumahnya agar para tim sukses dengan mudah memasuki rumahnya tanpa ada kegaduhan. Tanpa ada kecurigaan dari polisi dan panwaslu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun