Terdapat ruang baru dalam museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama ini, yaitu ruang bioskop mini. Di ruang bioskop mini ini, kami diajak menonton film tentang sejarah rempah-rempah dan Kebudayaan yang berkembang di Banten.
Sekitar jam setengah dua belas siang, pelayanan museum tutup. Istirahat. Saya dan peserta juga ikut istirahat. Kami istirahat di halaman depan museum. Kami istirahat sambil makan siang. Selesai makan siang, kami melaksanakan shalat jum'at di Masjid Agung Banten Lama.
Kegiatan keliling kami lanjutkan pada jam 2 siang. Kami berjalan menuju Vihara Avalokitesvara dan Benteng Speelwijk. Vihara Avalokitesvara merupakan salah satu Vihara tertua yang ada di Banten. Diperkirakan Vihara ini ada sejak pemerintahan maulana Hasanuddin. Jejak pemukiman orang-orang Tionghoa di Banten dapat ditelusuri dari makam-makam dan rumah yang bergaya arsitektur Tionghoa.
Para peserta mengikuti arahan Ibu Ade, berjalan memasuki area Benteng Speelwijk. Menurut penuturan Ibu Ade, Benteng Speelwijk dibangun di atas reruntuhan tembok Banten. Benteng Speelwijk dibangun pada pada tahun 1685. Nama Speelwijk sendiri diambil dari nama gubernur VOC yang menjabat dari tahun 1681-1684, Cornelis Jansz Speelman.
Di masa lalu, Benteng Speelwijk difungsikan sebagai benteng pertahanan, gudang dan tempat tinggal beberapa orang Eropa yang ada di Banten. Tak jauh daru Benteng Speelwijk terdapat  Kerkhof, yaitu makam orang-orang Eropa. Di Kerkhof ini, kegiatan jelajah kami akhiri. Saya mengucapkan ribuan banyak terima kasih pada Ibu Ade yang telah menemani kami dari pagi hingga sore hari.
Jelajah atau wisata sejarah yang telah direncanakan dan persiapkan jauh-jauh hari ini mendapatkan antusias tinggi dan respon positif dari para peserta peserta.
"Beruntung bisa ikut. Kegiatan ini menambah pengetahuan sejarah Banten."
-Tazkiya Ramadhani (Kelas IX B)