Di suatu sore pada hari Minggu di akhir bulan Februari 2022 yang lalu dalam rutinitas sebagai Tutor di kelas kaejar paket C, masih teringat jelas wajah-wajah semangat nan sumringah dari para anggota peserta didik program pendidikan kesetaraan dalam mengikuti kegiatan belajar, meski tidak sedikit dari mereka yang berusia lebih dari kepala tiga namun tetap berkeinginan untuk menggenapkan proses pendidikan hingga jenjang setara SMA.
Bahkan sering saya jumpai beberapa ibu-ibu datang dengan membawa serta anak balita mereka ikut dalam kelas. Membersamai mereka selama proses belajar sebagai tutor atau pengajar yang bernaung di bawah PKBM Bina Insan Cendikia Pabedilan kabupaten Cirebon memberikan saya banyak pelajaran, bahwa meskipun program kejar paket bukan merupakan pendidikan formal  dan hanya sebagai jalan alternatif namun juga memberikan harapan dan manfaat yang bisa dirasakan. Meskipun memang di sana-sini masih dijumpai kendala dan persoalan. Program kejar paket bagi sebagian besar dari mereka adalah sebagai penyambung asa yang belum sempat terwujudkan.
Pendidikan kesetaraan merupakan pendidikan non formal yang diperuntukan bagi  warga negara yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal di sekolah karena berbagai alasan.Â
Berdasarkan UU dan Peraturan Pemerintah RI tentang pendidikan menyatakan bahwa jenis pendidikan ini dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya. Dalam UU NO 20 Tahun 2003  Tentang Sistem Pendidikan Nasional, terkait dengan kejar paket  dijelaskan tepatnya  pada  Pasal 17 dan Pasal 18 bahwa pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program paket B, sementara itu untuk pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program paket C. Sehingga secara hukum, lulusan dari kejar paket memiliki hak dan kedudukan  yang sama dengan lulusan formal dari SD-SMA.
Manfaat Progam Pendidikan Nonformal Kejar Paket
Manfaat dari program kejar paket sejalan dengan dengan amanah konstitusi sebagaimana yang tercantum dalam alinea pembukaannya yakni "mencerdaskan kehidupan berbangsa". Selain itu terdapat manfaat lainnya dari adanya program pendidikan model ini, di antaranya;
Pertama meningkatkan kapasitas para peserta kejar paket. Karena sejatinya proses belajar itu adalah upaya peningkatan kemampuan baik berupa ilmu pengetahuan maupun kemampuan lain dan keduanya juga diajarkan di kegiatan kejar paket. Pembekalan keterampilan-keterampilan seperti budidaya ikan lele dan jamur tiram, merupakan salah satu contoh kegiatan belajar di dalam kejar paket tidak melulu hanya tentang teori akademis, sehingga diharapkan manfaat dari keterampilan tersebut dapat dengan mudah dipraktikan nantinya.
Kedua menjadi jalan bagi mereka yang berkeinginan melanjutkan pendidikan formal seperti di perguruan tinggi. Telah banyak mahasiswa maupun sarjana yang merupakan lulusan kejar paket C. Bagi mereka yang berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya sampai ke perguruan tinggi namun tidak memiliki ijazah SMA dapat menjadikan program kejar paket sebagai jembatan ke arah sana, sebagaimana disebutkan dalam UU no 30 Â tahun 2003 di atas bahwa secara hukum ijazah paket memiliki kedudukan yang sama dengan ijazah formal.
Terakhir, membantu memenuhi kualifikasi dalam melamar kerja. Para lulusan paket C memiliki kesempatan yang sama untuk melamar kerja di pabrik layaknya lulusan dari SLTA. Harus diakui di tempat saya mengajar di wilayah Losari yang merupakan daerah di kawasan Cirebon Timur belakangan bermunculan pabrik-pabrik.Â
Sehingga bagaimana pun juga putra daerah diprioritaskan agar merasakan manfaat kehadiran industri di wilayahnya sendiri sebagai penyerap tenaga kerja. Dengan mengikuti pendidikan nonformal ini mereka dapat memiliki ijazah SMA atau yang sederajat, di sinilah peran penting program paket khususnya paket c yang setara SMA dalam membantu masyarakat sekitar Cirebon timur dalam memenuhi kualifikasi kerja di pabrik.
Hambatan yang Dihadapi
Sejauh ini, selama penulis terjun secara langsung sebagai pengajar di kejar paket PKBM Bina Insan Cendikia menjumpai beberapa kendala yang menghambat tujuan dari progam penyetaraan  yaitu menjangkau yang tidak terjangkau.  Diskriminasi dan minimnya minat belajar dari sebagian orang merupakan faktor utama yang kemudian membuat banyak orang tidak mau memperbaiki tingkat pendidikan lewat jalur ini.Â
Diskriminasi dalam bentuk memandang sebelah mata ijazah paket nyatanya masih banyak dijumpai sehingga sertifikat bukti telah menempuh jenjang pendidikan paket masih dianggap jauh kelasnya jika dibanding dengan ijazah formal. Selain itu, minimnya minat belajar dari para peserta harus diakui memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan selama proses belajar penyetaraan ini, tidak jarang para peserta harus berhenti di tengah jalan  karena tidak memenuhi jumlah kehadiran sebagai syarat ujian.
Aspek-Aspek yang Perlu Di Perhatikan
Terdapat beberapa hal dalam kaitannya mewujudkan kegiatan belajar  program kejar paket yang dinamis dan berkemajuan sehingga menjangkau lebih jauh dalam membantu banyak orang, di antaranya;
Profesionalisme tenaga pengajar atau tutor, meskipun bukan pendidikan formal namun SDM para pengajarnya harus benar-benar diperhatikan. Terlebih para peserta program kejar paket ini secara kelompok usia bersifa heterogen atau lintas usia sehingga dibutuhkan pendekatan khusus yang tidak bisa disamakan dengan mengajar di sekolah pada umumnya.Â
Kemampuan pengajar dalam menyampaikan pelajaran dengan meniti beratkan pada metode dialog atau dua arah dan  tidak bersifat pengajar sentris tentunya akan merangsang peserta didik untuk aktif selama proses belajar.
Peningkatan porsi kegiatan berupa pelatihan keterampilan, proses belajar yang ada di dalam kejar paket tidak hanya terpaku pada aspek akademis namun sejauh ini porsi kegiatan dalam bentuk kegiatan pelatihan keterampilan masih terlalu sedikit, untuk tidak mengatakan tiada sama sekali. Padahal jika dilihat dari usia, banyak dari peserta belajar yang dengan kehidupan sehari-harinya telah dipenuhi oleh banyak persoalan yang menyita banyak pikirannya. Sehingga selain pelatihan keterampilan diadakan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan praktik, juga dijadikan sebagai refreshing agar proses belajar tidak menjadi membosankan.
Peningkatan skema kerja sama dengan pihak luar, untuk membantu mewujudkan tujuan berdirinya negara kesatuan republik Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikat merupakan kewajiban kita bersama. Dengan kesadaran itu, program kejar paket sebagai salah satu jalan dalam upaya peningkatan kecerdasan masyarakat harus digandeng oleh berbagai pihak seperti misalnya pihak pemerintahan desa.Â
Kerjasama antar PKBM dan Pemetrintahan desa di sektor pendidikan ini merupakan langkah strategis dan efektif, karena bagaimana pun juga fungsi pembangunan oleh pemerintah desa tidak hanya menyasar pembangunan yang bersifat fisik namun juga SDM masyarakatnya. Seperti misalnya kerjasama yang terjalin antar PKBM Bina Insan Cendikia dengan pemerintah desa Kalirahayu yang diwakili oleh Karang Tarunanya pada tahun 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H