Mohon tunggu...
Mutakin LZ
Mutakin LZ Mohon Tunggu... -

Alumni Ponpes Al-Fatah Temboro Magetan Jatim, MAN Krui Pesisir Barat, Sarjana Pertanian(Agribisnis) Unila. Pernah Anggota DPM-U Unila, Pengurus DPD KNPI Lampung, PW IPNU Lampung, Ketum PC PMII Bandarlampung.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hujan bisa "Lebih Pengertian" terhadap Panasnya Suhu Politik

19 Desember 2013   01:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir dua minggu ini hujan turun tak kenal waktu dan tak khawatir kehabisan stok untuk besok. Mungkin bagi kalian itu hal yang biasa saja, sebagai bagian dari rutinitas alam atau pasangan dari musim kemarau dalam wilayah dwimusim (daerah tropis). Ya sah-sah saja sih kita menilai seperti itu. toh kita kan bebas aja menilai penomena alam yang memang sudah lumrah seperti ini, tak ada yang larang. karna kita bebas menilainya, maka (sahabat kompasioner) izinkan saya melihatnya dari sisi lain.

nah kalau menurut saya penomena ini bagian dari bukti bahwa hujan memiliki kepekaan yang tinggi. ia (hujan) tahu bahwa Indonesia sedang panas dan sangat butuh suhu dingin untuk mengimbanginya.

Suhu politik menjelang pemilu 2014 sudah mulai memanas. para elit politik main sikat dan melakukan manuver-manuver untuk memenangkan pemilu mendatang. atribut partai peserta pemilu mewarnai jalan-jalan, foto-foto calon legislatif (caleg)  sudah bergelantungan dipohon walaupun hal itu melanggar aturan PKPU nomor 1 tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan kampanye. belum lagi intrik-intrik yang dilakukan elit politik.

Suhu politik yang makin hari makin memanas sehingga menyebabkan penghuni Bumi Nusantara gerah kepanasan, tapi untung ia (hujan) berinisiatif untuk melakukan pendinginan bumi. terimakasih hujan......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun