Mohon tunggu...
musyfiqur rozi
musyfiqur rozi Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa UIN Sunan Ampel

Alumnus PP Annuqayah Lubangsa Utara

Selanjutnya

Tutup

Book

Kitab Rokok: Tinjauan Para Ulama Berbagai Perspektif

29 Agustus 2022   13:12 Diperbarui: 29 Agustus 2022   13:23 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekh al-Kurdi menyebutkan bahwa tidak ada keteranan dari hadits mengenai hukum tembakau, juga tidak ada satupun atsar dari para pendahulu islam. Semua riwayat tentang tembakau tidak berdasar, bahkan mengada-ada. Karena, keterangannya baru muncul setelah satu abad hijriyah. (20)

Ulama ahli tasawuf yang notabane-nya adalah ulama yang sangat hati-hati dengan sesuatu yang dibenci oleh Allah menghukumi Haram. Sebab, asal mula hukum makruh satu tingkat dibawah haram. Jika dipahami lebih dalam, sesuatu yang dibenci akan mendatangkan murka. Sementara hukum haram sudah jelas dengan balasannya, yakni dosa.

Buku ini mengurai polemic rokok dari tinjauan medis hingga ulama fikih. Dari empat madzhab, syekh menyebutkan pendapat ulama madzhab siapa, alasannya hingga beberapa rujukan dari pendapat tersebut dan ditutup dengan pendapat Syekh Ahmad Dahlan.

Pendapat yang sangat bijak dikemukakan oleh imam al-Syarqawi yang bermadzab syafi'i. Dalam kitab Hasyiyah Al-Syarqawi menyebutkan bahwa asal mula hukum rokok makruh. Bisa turun satu strip ke haram bila potensi negatifnya lebih dominan. Jangankan rokok, madu pun yang diwahyukan Allah mengandung obat, menjadi haram jika ada potensi negative bagi konsumennya. (34)

Dari sekian banyak pendapat mengenai rokok, ada lima hukum yang kita bisa ambil. Rokok mejadi sunah bila dapat membangkitkan gairah ketaatan beribah konsumennya, menjadi haram bila membahayakan, wajib apabila mengancam keselamatan jiwa konsumennya bila tidak mengkonsumsinya. Menjadi makruh bila dapat melalaikan konsumennya dari ketaatan, terakhir mubah, yang imbang antara positif dan negatifnya.(48)

Yang menjadi titik keunggulan dari buku ini adalah catatan kakinya, syekh Ahmad Dahlan sangat hati hati dalam memberikan catatan kaki. Beliau menampilkan sanad keguruan, karir pendidikan hingga karya-karya dari ulama yang diambil fatwanya. Tak heran bila dalam buku ini lebih banyak catatan kakinya ketimbang isi dari buku itu sendiri. Karena penulis sangat hati-hati dalam mengambil tokoh sebagai rujukand alam bukunya.

Meski buku ini sangat menarik dan bisa membuka pandangan kita mengenai rokok, sepanjang jalan membaca buku ini beberapa kali diganggu dengan salah ketik, meski tidak fatal, namun tidak elok di mata. Lebih-lebih di halaman 32, typonya dibagian sub judul. Namun, terlepas dari itu semua, buku ini memberikan kita banyak wawasan mengenai rokok. Selamat membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun