Bait keempat berisi keotoriteran pemerintah dimana ketika masyarakat mengaspirasikan suara mereka, yang langsung ditolak tanpa didengarkan terlebih dahulu dan suara suara masyarakat yang hendak berbicara kebenaran dibungkan pada masa itu tanpa alasan yang jelas.Â
Masyarakat dituduh menghasut masyarakat lain agar memberontak dan mengganggu keamanan negara padahal sebenarnya masyarakat hanya meminta hak dan keadilan. Masa orde Baru ini pers dibatasi sedemikian rupa agar tidak mengkritik kinerja pemerintah. Selain pers yang dibatasi, era soeharto ini bisa dibilang kejam karena banyak sekali pelanggaran Hak asasi manusia (HAM) yang terjadi kepada masyarakat.Â
Dengan segala kekejaman yang terjadi, tak ayal membuat para masyarakat gencar melakukan pendemoan dan kalimat terakhir baris puisi tersebut begitu mebekas "maka hanya ada satu kata : lawan!"
Puisi ini memiliki banyak makna yang tersirat yang disampaikan oleh Wiji Thukul. Dengan pemilihan kata yang tak ragu membuat puisi ini menjadi hidup walaupun sudah termakan waktu. Dan puisi ini adalah peringatan untuk Pemerintah, karena seharusnya ia mengayomi rakyat bukan hanya berfokus pada kehendak dan keegoisannya sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H