Mohon tunggu...
Mujab Syaiful Haq
Mujab Syaiful Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kebijakan Makroprudensial Ampuh di Indonesia

10 November 2023   15:54 Diperbarui: 10 November 2023   16:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terjadi Kembali pasca Covid

Setelah 12 tahun dunia mengalami krisis keuangan pada tahun 2008, Kembali terjadi akibat dari pandemic Covid-19. Pandemic Covid-19 bisa dibilang bukan merupakan krisis ekonomi namun, dampak dari terjadinya pandemic Covid-19 mengimbas ke perekonomian dunia. 

Akibatnya, dengan pemberlakukan lockdown dibeberapa negara dunia, menurunkan aktivitas perekenomian bahkan tingkat angka pekerja menurun drastis akibat terjadi pemutusan hubungan kerja karena suatu Perusahaan atau industri tertentu mengalami kerugian dampak aktivitas produksi menurun. 

Penurunan aktivitas produksi yang tidak seimbang dengan kenaikan konsumsi yang tinggi saat itu mengakibatkan harga-harga relatif mahal karena supply yang sedikit daripada permintaan. Dengan banyaknya Masyarakat yang terputus kerja dan kenaikan harga atau inflasi yang tinggi, pemerintah Bersama bank Indonesia melakukan sebuah bauran kebijakan. 

Dari sisi pemerintah mendapatkan tambahan kas negara melalui penjualan SBN dipasar primer dan pada sisis moneter atau bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga serendah-rendahnya dan sekaligus memberlakukan insentif makroprudensial untuk pembiayaan menopang perbankan dengan tujuan dapat memberikan pembiayaan kredit bagi Masyarakat yang membutuhkan. Dirasa bauran kebijakan ini sangat mampu bertahan dari guncangan tersebut.

Tanggal 3 maret 2023, terjadi Kembali guncangan keuangan di Amerika serikat yang Sekarang terjadi pada Silicon Valley Bank. SVB merugi sekitar 1,8 miliar USD atau setara 27,6 Triliun rupiah. 

Beberapa pendapat kebangkrutan SVB ini terjadi karena banyak para starup yang bergantung pada SVB tidak menyetorkan modalnya karena terjadi masalah ekonomi saat itu dan juga diterpa kenaikan suku bunga yang menggila dari the FED. 

Silicon Valley Bank diprediksi Bangkrut akibat dari penarikan semua nasabah atau investor bank tersbut secara besar-besaran akibat dari pernyataan pers pihak bank yang membutuhkan dana atau modal tambahan. Para nasabah berfikir jika terus menyimpan uangnya di SVB nasabah akan merasa merugi, maka dari itu terjadi penarikan besar dari nasabah yang bersifat substansial.

Bagaimana dengan Perbankan Di Indonesia?

Kabar bangkrutnya Silicon Valley Bank menjadi trending hangat di dunia perbankan, karena perbankan juga ikut was was dari dampak sistemik dari kejadian tersebut. 

Kolapsnya Silicon Valey Bank tidak memebrikan dampak yang berarti bagi perbankan di Indonesia, karena tidak memiliki hubungan langsung dengan SVB. Namun, efek dari kolapsnya Silicon Valey Bank ini dirasakan pada perubahan pergerakan saham dipasar keuangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun