Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Nah singkat cerita pingkan pergi ke Jepang untuk melanjutkan pendidikanya, Sarwono merasa kehilangan sosok Pingkan dan Sarwono merasa ragu atas sikap Pingkan yang dekat dengan seseorang yang bernama Katsuo. Katsuo dulu merupakan mahasiswa yang belajar di Universitas Indonesia  dan sekarang dia menjadi dosen di Jepang. Dan Sarwono kerap sekali menunjukan rasa tidak senang terhadap pingkan yang dekat dengan Katsuo. Pada akhirnya sepulangnya Pingkan dari Jepang, Pingkan mendengar berita bahwa Sarwono itu di rawat di rumah sakit di Solo. Kemudian terbanglah Pingkan menuju Solo untuk menjenguk Sarwono. Namun setibanya di Solo ia malah bertemu dengan ibu Sarwono, dipeluknya Pingkan sambil dibisiki bahwa dokter melarang siapa pun untuk menengok Sarwono sebab masih dalam kondisi kritis. Kemudian ibu Pingkan mengeluarkan lipatan koran dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Pingkan. Dan dilihatnya tiga buah sajak pendek di salah satu sudut halaman koran tersebut. Cerita dalam novel ini berhenti ketika pingkan ingin menemui sarwono di rumah sakit dan Sapardi membiarkan cerita dalam novel ini mengambang tanpa ada kelanjutannya bakal seperti apa, dan membiarkan para pembaca berimajinasi seperti apa lanjutan cerita dari novel tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H