Kata Katak
Mataku besar dan tajam
Pandangku jelas meski cahaya terbatas
Tapi aku sadar terkaman ular buas bisa kapan saja luput dari pandanganku
Lidahku panjang dan lincah
Kugunakan untuk bernyanyi riang kala hujan
Tak pernah untuk membicarakan keburukan orang
Kakiku pegas, keras, dan luwes
Melompat ke semua tempat yang kuinginkan
Tidak berdiam diri rebahan seharian
Kulitku coklat licin berkilat
Bikin jijik geli yang melihat
Tapi aku tak minder dan hidupku tetap bersemangat
***
Katak yang Murung
Selepas keluar dari tempurung
Ia justru murung begitu tahu
Kampung yang dulu rindang
sekarang terik gersang
Sawah dan genangan yang dulu
Ia huni kini telah berganti menjadi
pabrik-pabrik bertenaga ibu-ibu
Teman-teman main pun hilang
entah mati atau bermigrasi
Ia lama tercenung
Ia kembali terkurung
***
Cinta Pangeran Kodok
Tidak apa-apa, sayang
Belah saja dadaku jangan ragu
Kuberikan jantungku
Kuserahkan hatiku
Segenap raga dan jiwaku
untuk dirimu, sayangku
Aku rela mati berkali-kali
Demi suatu saat nanti
Cita-citamu terpenuhi
***