Induk puisi
diberi basa-basi
dikawan-kawini
duburnya berhambur
telurnya meluncur
Telur-telur puisi
dipunguti tiap pagi
Diperam di rak-rak berapi
Tidak berlama hari
Menetaslah anak puisi
Anak-anak puisi
belum sempat
tengok mata hari
Tubuhnya dipalsu-i
Diwarna-warni-i
Dijualnya murah sekali
Dibelinya sama anak sepi
dicekiknya sampai mati
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!