Di paragraf awal artikel ini, aku memintamu berhenti membaca. Hal ini bertujuan untuk menguji seberapa gigih keinginanmu dalam upaya mempelajari cara mengarang cerita.
Orang yang tidak gigih tentu akan langsung pergi begitu ia membaca paragraf pengusiran di atas.Â
Sedangkan orang yang gigih seperti kamu, tentu tak peduli dan tetap ngotot melanjutkan membaca hingga artikel ini selesai.
Kegigihan merupakan modal utama seseorang untuk bisa mengarang cerita. Tanpa kegigihan, mustahil sebuah cerita dapat diselesaikan. Jika kegigihan sudah tertanam, mengarang cerita akan terasa mudah.
2. Jadikan Orang Terdekat sebagai Tokoh Utama
Dalam kelas menulis itu Khrisna Pabichara bertanya kepada peserta, "Andaikan teman-teman menulis cerpen, siapa orang terdekat yang ingin Anda jadikan tokoh dalam cerita?"
Pertanyaan tersebut dilontarkan bukan berarti dia kepo, pertanyaan itu cuma pancingan saja agar peserta didik bisa dengan mudah menulis cerita berdasarkan pengalaman orang yang paling dekat.
Menceritakan kisah yang pernah dialami Ibu kandung tentu lebih mudah daripada harus mengarang cerita tentang Ibu negara, bukan?
Nah, menceritakan orang-orang terdekat ini merupakan salah satu trik mudah yang disarankan Khrisna Pabichara dalam mengarang sebuah cerita.
Ketika kamu ingin mencoba mengarang, mulailah dengan menceritakan kisah yang terinspirasi dari pengalaman hidup orang-orang terdekat. Entah pacar, kakak, paman, selingkuhan juga boleh.
Atau jika masih terasa susah, mulailah membuat cerita yang terinpirasi dari pengalaman mengesankan yang pernah kamu alami sendiri.
3. Gunakan Lembar Karakter
Tokoh dan penokohan harus ada dalam sebuah cerita. Tokoh adalah individu (boleh orang, hewan, atau mahluk lain) yang mengalami peristiwa dalam cerita. Sedangkan penokohan merupakan sifat-sifat atau ciri khas yang dimiliki tokoh.