(1)
Duduk di bangku
pengayuh sepeda lampu
datang menghampiriku
+ Â
Naiklah sepedaku!
menyusuri trotoar berputar cuma lima ribu
nikmati senja simpang lima berkerlip-kerlip lampu
Ping, biru, ungu hiasi kembali mimpi-mimpimu.
-
Kakek, kerlip-kerlip di sepedamu itu
tiada mampu menghiasi mimpi-mimpiku
Pulanglah dan temui saja cucu-cucumu
Ping, biru, ungu cucumu lebih membutuhkan itu
Duduk di bangku
pengayuh sepeda lampu itu
pergi usai mengumpatku
(2)
Senja di kota,
memang tiada istimewa.
surya turun biasa saja.
debu-debu tajam ke mata
deru-deru bising ke telinga
batu-batu berat di kepala
berlama-lama di pusat kota
hanya menambah rasa putus asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H