Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tema Hari Kesehatan Nasional 2020: Sehat Itu Mahal

8 November 2020   01:02 Diperbarui: 12 November 2020   14:05 3207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes Terawan Agus Putranto memberikan pemaparan dalam konferensi pers virtual bersama WHO, Jumat (6/11/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Dian Erika)

Jangan Sakit! Sehat Itu Mahal!

Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati pada tanggal 12 November setiap tahun. Tema yang diusung dalam HKN pada tahun 2020 adalah "Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat” dengan sub-tema "Jaga Diri, Keluarga dan Masyarakat, Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19".

HKN 56 (Sumber: Kemenkes RI)
HKN 56 (Sumber: Kemenkes RI)

Tema tersebut menurut Kemenkes RI bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan tidak putus asa dalam memperjuangkan ketahanan kesehatan Indonesia.

Namun bagi saya tema tersebut tidak asyik: terlalu klasik dan cenderung retorik. Kalau saya bisa menentukan tema HKN 2020, saya akan mengambil tema "Jangan Sakit, Sehat Itu Mahal!".

Kenapa saya mengusulkan tema itu? Pertama, tema ini didasari oleh ungkapan yang biasa diucapkan oleh ibu-ibu di Indonesia untuk menasihati anaknya. "Hei, Es teroos! Kalau sampe sakit, yang bayar rumah sakit siapa!". Jadi saya rasa tema "Jangan sakit, Sehat itu Mahal" bakal lebih mengena ke hati masyarakat kita.

Kedua, fakta di lapangan menunjukkan bahwa biaya orang sakit agar kembali sehat memang mahal. Contoh dalam Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/238/2020 kita bisa menyimpulkan untuk perawatan satu pasien Covid-19 saja, biaya yang harus keluar dapat mencapai ratusan juta rupiah. Di mana biaya perharinya sekitar belasan juta rupiah. 

Nilai top up per hari (Sumber: HK.01.07/MENKES/238/2020)
Nilai top up per hari (Sumber: HK.01.07/MENKES/238/2020)
Dalam periode April-September, Kemenkes mencatat jumlah klaim yang sudah dibayarkan kepada RS mencapai Rp4,38 triliun. Hingga akhir tahun Kemenkes diyakini bisa membayarkan senilai Rp17 triliun. Pasalnya, klaim yang dibayarkan setiap harinya sebanyak Rp100 miliar hingga Rp150 miliar.

Mahal, bukan? Saya sih tidak akan sanggup kalau saya sakit dan harus keluar duit segitu banyaknya. Bisa-bisa ginjal saya habis dijual buat bayar biaya RS. Bayangin, duit triliunan begitu seandainya buat beli tempe bisa dapat berapa tampah? 

Untungnya negara kita kaya. Biaya mahal itu dengan sukarela dibayarkan oleh pemerintah kita. Akan tetapi, sekaya apapun negara kita kalau duit terus menerus keluar untuk menangani satu penyakit, lama-lama negara bisa bangkrut kan ya?

Kalau negara bangkrut, Pak Guru Ozy siapa yang menggaji? Kalau tidak digaji nanti siswa tidak diajar lagi. Kalau siswa tidak diajar, nanti bodoh. Kalau siswa bodoh, nanti siapa yang bisa bangkitkan negeri yang bangkrut? Sudahlah, pusing aku.

Kabar baiknya adalah tren Kesembuhan corona di Indonesia terus meningkat. Hingga Jumat (6/11/2020) tercatat ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.563 orang. 

Dan selain itu, Pak Menkes Terawan yang konon sedang tafakur di balik awan, mulai nongol menunjukkan giginya untuk sharing kepada WHO tentang bagaimana penerapan Intra Action Review (IAR) dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Nah, gitu dong!

Menkes Terawan Agus Putranto memberikan pemaparan dalam konferensi pers virtual bersama WHO, Jumat (6/11/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Dian Erika)
Menkes Terawan Agus Putranto memberikan pemaparan dalam konferensi pers virtual bersama WHO, Jumat (6/11/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Dian Erika)

Namun kabar buruknya, jumlah kasus positif masih merangkak naik setiap hari dengan torehan angka tiga ribuan. Dan masih ada lima puluh ribuan kasus aktif. Sehingga biaya besar masih harus dikeluarkan entah sampai kapan.

Semakin percaya bahwa di tahun ini sehat itu mahal, bukan? Kalau percaya, saya harap dua alasan di atas dapat diterima sehingga mending tema HKN 2020 diganti saja dengan "Jangan Sakit! Sehat Itu Mahal!" Atau minimal dijadikan sub tema kedua. Tapi jika tidak pun tidak masalah. Wong saya cuma iseng saja.

Refleksi HKN 2020

Biasanya, peringatan-peringatan hari macam begini itu dirayakan sekadar sebagai seremonial yang bikin kita ingat sebentar, lalu besoknya lupa. 

Apakah HKN tahun ini bukan sekadar seremonial? Apakah HKN tahun ini bisa benar-benar menyemangati pemerintah dan menyadarkan masyarakat agar konsisten membangun kesehatan? Mari kita tanya pada rumput yang bergoyang...

Baca juga: Mari Tepuk Tangan dan Tepuk Jidat di Hari Kesehatan Nasional 56

Tetapi terkait peringatan HKN tahun ini sebaiknya kita banyak-banyak merenung. Masalah kesehatan di Indonesia bukan cuma pandemi Covid-19. Selain pandemi, masih banyak masalah kesehatan yang belum tertangani secara optimal.

Sebelum pandemi datang dan memporakporandakan negeri tercinta ini, direncanakan pemerintah memiliki setidaknya lima fokus penanganan kesehatan pada tahun 2020 yaitu Pengendalian Stunting, Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI/AKB), Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan.

Lalu apakah Pemerintah mampu fokus menangani lima masalah kesehatan tersebut sekaligus fokus kepada penanganan pandemi covid-19? Saya sih masih yakin pemerintah mampu.

Meskipun pandemi berusaha mengacaukan fokus, saya percaya pemerintah kita tidak kehilangan fokus untuk menangani masalah kesehatan lainnya. Contoh bahwa pemerintah tak kehilangan fokus penanganan masalah kesehatan lainnya bisa dilihat dari masih update-nya berita penanganan stunting di link ini: Klik di sini.

Kok cuma stunting? Untuk bagaimana progres pemerintah dalam penanganan empat masalah kesehatan lainnya pada tahun 2020 silahkan cari dan tagih sendiri ya. Pokoknya, kawal terus!

Kita sebagai masyarakat biasa juga semestinya ikut berperan aktif dalam membangun kesehatan negeri ini menjadi lebih baik. Dimulai dari diri sendiri dengan menerapkan Germas biar kita selalu sehat.

Cukupi gizi dan saling peduli antar tetangga agar anak-anak kita tumbuh sehat, agar bayi-bayi tidak mati, agar ibu-ibu tidak banyak lagi yang mati.

Begitulah hakikat dari tema HKN 2020 "Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat". Baik pemerintah maupun masyarakat, mengobarkan tekad di hati untuk membangun kesehatan adalah kunci. 

Ketika sudah berkobar, bersatulah dengan perwujudan konsisten dalam menerapkan gaya hidup sehat dalam rutinitas sehari-hari. 

Dengan menyatukan tekad dan bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat saling mendukung, maka impian "Indonesia Sehat" akan mudah menjadi kenyataan. 

Adapun sub tema "Jaga Diri, Keluarga, dan Masyarakat, Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19" pasti sudah bisa dipahami lah ya..

Sub tema HKN 2020 ini mengingatkan kita bahwa pandemi covid-19 belum berakhir! Pandemi merupakan ancaman yang berbahaya dan mematikan.

Meskipun kita sudah bisa agak bebas menjalani aktivitas sehari-hari. Kita sudah bisa wara-wiri lagi ke ujung negeri, kita sudah bisa haha hihi lagi di warung kopi, dan sudah tidak cemas lagi, HKN 2020 ini kembali mengingatkan kita untuk tidak lengah dengan kembalinya semua kebebasan beraktivitas tersebut. 

Jangan kendurkan langkah untuk tetap menjaga dan saling menjaga dari ancaman corona melalui penerapan protokol kesehatan anti-covid-19. 

Pakai masker, hindari berkerumun, jaga stamina, dan sejenisnya. Jangan lupakan juga untuk berdoa agar Tuhan memberikan keselamatan bagi kita beserta seluruh elemen negeri kita tercinta. Begitu!

Tapi lagi-lagi, menurut saya tema dan refleksi begitu itu tidak mengena ke dalam hati saya yang bandel ini. Pokoknya saya pribadi tetap memakai "Jangan Sakit! Sehat Itu Mahal!" sebagai tema dalam peringatan HKN tahun ini.

Apalagi jika tema itu diuraikan jadi begini: "Kamu miskin! Jangan sakit! Orang miskin gak boleh sakit! Kalau kamu sakit, biaya untuk kembali sehat sangat mahal. Kamu gabakal kuat bayar!"

Itu lebih nyelekit sehingga menjadi cambuk yang menyadarkan saya agar terus sehat dan terus menjaga kesehatan diri dan keluarga. Haha.

Penutup

Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kesimpulan silahkan dibikin sendiri. Jika tulisan ini tidak jelas, tidak perlu pusing. Abaikan saja.

Sekian.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun