Jangan Sakit! Sehat Itu Mahal!
Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati pada tanggal 12 November setiap tahun. Tema yang diusung dalam HKN pada tahun 2020 adalah "Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat” dengan sub-tema "Jaga Diri, Keluarga dan Masyarakat, Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19".
Tema tersebut menurut Kemenkes RI bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan tidak putus asa dalam memperjuangkan ketahanan kesehatan Indonesia.
Namun bagi saya tema tersebut tidak asyik: terlalu klasik dan cenderung retorik. Kalau saya bisa menentukan tema HKN 2020, saya akan mengambil tema "Jangan Sakit, Sehat Itu Mahal!".
Kenapa saya mengusulkan tema itu? Pertama, tema ini didasari oleh ungkapan yang biasa diucapkan oleh ibu-ibu di Indonesia untuk menasihati anaknya. "Hei, Es teroos! Kalau sampe sakit, yang bayar rumah sakit siapa!". Jadi saya rasa tema "Jangan sakit, Sehat itu Mahal" bakal lebih mengena ke hati masyarakat kita.
Kedua, fakta di lapangan menunjukkan bahwa biaya orang sakit agar kembali sehat memang mahal. Contoh dalam Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/238/2020 kita bisa menyimpulkan untuk perawatan satu pasien Covid-19 saja, biaya yang harus keluar dapat mencapai ratusan juta rupiah. Di mana biaya perharinya sekitar belasan juta rupiah.
April-September, Kemenkes mencatat jumlah klaim yang sudah dibayarkan kepada RS mencapai Rp4,38 triliun. Hingga akhir tahun Kemenkes diyakini bisa membayarkan senilai Rp17 triliun. Pasalnya, klaim yang dibayarkan setiap harinya sebanyak Rp100 miliar hingga Rp150 miliar.
Dalam periodeMahal, bukan? Saya sih tidak akan sanggup kalau saya sakit dan harus keluar duit segitu banyaknya. Bisa-bisa ginjal saya habis dijual buat bayar biaya RS. Bayangin, duit triliunan begitu seandainya buat beli tempe bisa dapat berapa tampah?
Untungnya negara kita kaya. Biaya mahal itu dengan sukarela dibayarkan oleh pemerintah kita. Akan tetapi, sekaya apapun negara kita kalau duit terus menerus keluar untuk menangani satu penyakit, lama-lama negara bisa bangkrut kan ya?
Kalau negara bangkrut, Pak Guru Ozy siapa yang menggaji? Kalau tidak digaji nanti siswa tidak diajar lagi. Kalau siswa tidak diajar, nanti bodoh. Kalau siswa bodoh, nanti siapa yang bisa bangkitkan negeri yang bangkrut? Sudahlah, pusing aku.