Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Trik agar Karya Sastramu Laris Klik dari Pembaca Kompasiana

8 Oktober 2020   01:54 Diperbarui: 8 Oktober 2020   02:00 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari Fiksiana kompasiana

“Karya Sastra tidak butuh Pembaca. Pembacalah yang membutuhkannya” -Keset

Bab Pembuka: Basa-basi

Saya kerap menemukan sastrawan daring, wabil khusus kaum Fiksiana di Kompasiana mengeluhkan tentang betapa susahnya mereka dalam menarik orang-orang agar mau membaca karya mereka.

Umumnya, mereka merasa tertindas oleh kepopuleran karya tulis lain. Ada yang merasa terdamprat oleh artikel politik, ada yang merasa tergencet oleh artikel saru, ada pula yang merasa diperlakukan tidak adil oleh moderator Kompasiana.

Wajar. Saya yang bukan seorang penulis karya sastra pun pernah mengalami perasaan itu.  Seingat saya, dulu ketika baru berusia satu bulan di dunia ini, saya pernah curhat ke Ibu Suprihati dan Romo Bobby.

Kira-kira begini curhatku kala itu, “Pak, artikel Kereatif yang kubikin dengan susah sampai kepalaku rontok dan jempolku kapalan, kok yang baca masih kalah jauh sama artikel kutipan berita kadal dengan analisa yang sangat minim? Aku iri, Pak!”

Lalu keduanya memberikanku nasihat yang menyejukkan. Sayangnya, saya lupa bagaimana kalimat nasihat itu. Tapi yang jelas, ruh wejangan mereka itulah yang membuatku tetap menulis (di sini) hingga saat ini.

Begitupun kamu, wahai kaum Fiksiana teruskan berkarya sastra walaupun tidak ada yang baca. Selembar Keset di depan pintu kamarku pernah berkata,

Tidak ada yang benar-benar peduli kepadamu, kecuali dirimu sendiri. Berhentilah mengeluhkan hidupmu ke orang lain. Seburuk apapun hasil usahamu, terimalah dengan bahagia 

Belakangan waktu ini, saya iseng untuk menyemplungkan diri ke dunia Fiksiana Kompasiana. Awalnya, saya belajar menikmati karya para pujangga dan cerpener di sini. Saya suka.

Lalu, keisengan saya berlanjut dengan mencoba menulis beberapa puisi, sampai cerpen. Wah, ternyata beberapa tulisanku mendapat label pilihan. Dan sepertinya saya mulai ketagihan membaca dan belajar membuat karya sastra.

Dari perjalanan diiringi dengan pengamatan, saya menyimpulkan apa yang dikatakan oleh Romo Bobby bahwa Kompasiana merupakan Rumah yang ramah bagi karya sastra adalah benar.

Bahkan menurutku yang hanya seorang yang awam banget dalam penulisan sastra, Kompasiana adalah Rumah mewah yang paling ramah bila dibandingkan dengan rumah kontrakan lain (Abaikan iklan kutil dan jimat).

Saya bandingkan ya, misalnya persyaratan agar puisi kita bisa menghuni rumah sebelah, menurut saya sangat repot ketimbang di sini.

Di sana, satu buah tulisan wajib minimal 700 kata. Artinya, saya harus menulis dan merangkum puluhan judul puisi hanya untuk membuat satu unggahan saja.

Saya sih, sebagai pemula belum sanggup memenuhi syarat itu. Kalaupun saya sudah mampu mengumpulkan puisi hingga 700 kata, puisiku belum tentu lolos moderasi dari tuan rumah. 

Walaupun seketat itu, saya lihat jumlah pembaca puisi-puisi di sana sedikit banget, puisi yang sudah diunggah berminggu-minggu saja yang baca kurang dari 100 orang.

Kalau di sini kan tuan rumahnya ramah dan baik hati. Puisi yang berisi mepet 70 kata saja loss-dol tersemat label pilihan. Pun, tamunya ramai. Di rumah ini, dalam satu hari saja kita bisa dengan mudah mendapatkan 50 tamu.

Penghuni rumahnya juga ramah-ramah. Mereka siap mengapresiasi dengan sapaan hangat. Tak peduli sejelek apapun karya yang kamu tuliskan mereka tidak akan bosan memberikan kita semangat.

Selain kurang bersyukur, kurang enak apalagi coba nulis puisi di sini? Hehe.

Dari hasil studi kasus selama beberapa waktu mampir di dunia Fiksiana kompasiana, saya menemukan Trik supaya karya sastra kita laris klik.

Bab Isi: Trik supaya Karya Sastramu Laris Klik

Saya sebut laris klik sebab trik ini hanya menjamin karyamu banyak orang yang meng-klik namun belum tentu mereka mau membaca.
Tapi jika karyamu bagus, potensi tulisanmu benar-benar dibaca akan semakin tinggi, kok.

Berikut ini trik mendatangkan klik dari pembaca kompasiana:

1. Cerdik memilih tema

Pilihlah tema yang mampu menjangkau menjangkau pembaca dalam skala luas. Tarik para pembaca dari lubang sumber persembunyian mereka.

Ada empat sumber yang mendatangkan klikers yaitu Kompasianers, medsos, google dan teman atau keluargamu.

Jika ingin mendapat ribuan klik, maka tembaklah para calon pembaca yang datang dari medsos dan google. Caranya? Dengan mengetahui selera mereka.

Cara termudah mengetahui selera baca pengguna medsos adalah dengan melihat trend yang terjadi saat itu. Untuk mengetahui topik yang sedang ngetrend di medsos kita dapat memanfaatkan trending topic twitter sedangkan untuk google  kita dapat memanfaatkan google trend Indonesia.

Contoh hari ini kata kunci anak STM sedang jadi trend pencarian di google, maka buatlah karya bertemakan anak STM. Misalnya dengan membuat cerpen atau puisi mnerceritakan tentang seorang anak STM yang mati dipukul aparat saat berdemo.

Biasanya sih, tema yang sangat laris klik dari pengguna medsos dan google adalah tema yang tak jauh-jauh dari suatu tokoh politik, perlendiran, persetanan dan fenomena unik yang menggegerkan.

Keyword STM sedang trend di google - SC pribadi
Keyword STM sedang trend di google - SC pribadi

2. Cerdik Membuat Judul

Setelah selesai membuat karya berdasarkan tema yang sesuai dengan selera pembaca, susunlah judulmu matang-matang dan semenarik mungkin.

Pastikan judul yang kamu buat itu unik dan tambahkan unsur kata "cacing yang diberi micin" biar bisa menggugah rasa penasaran. Oleh karena kamu membuat fiksi, kamu bisa lebih bebas berkreasi sesukamu dalam membuat judul.

Contoh nih, betapa cerdiknya Kompasianer Sigit Eka Pribadi membuat cerpen dengan judul Kades Cantik Tewas dengan Kepala Meledak, Diduga Gara-gara Susuk Pesugihan. Judul yang terkesan seperti berita nyata padahal fiksi belaka.

Saya rasa penyebab banyaknya orang yang meng-klik cerpen tersebut adalah karena andil besar dari cerdiknya beliau membuat judul sebab kalau dibaca, menurut saya cerpen tersebut sih B aja. Hahaha

Bukan omdo. Sudah saya praktikkan the power of click bait ini. Lihat betapa laris Cerpen berjudul Kesaksian Korban Santet: Kepalaku Mau Pecah.

Cerpen itu tidak saya share dan tidak saya apa-apain, tapi karena judulnya nggilani, dengan sendirinya banyak orang penasaran untuk meng-klik. Padahal kalau di baca mah isi cerpenku itu juga B aja. Hahaha

Tetapi kita harus hati-hati dalam  judul yang bombastis. Jangan sampai ada pihak yang tersinggung atau judul yang kita buat bikin orang salah paham dan memicu pertikaian. Jangan sampai terpleset ya..

3. Cerdik Memasang Gambar Ilustrasi

Gambar ilustrasi yang menarik bisa membantu menambah klik dan keterbacaan karya sastra. Pasanglah gambar ilustrasi yang unik, menggelitik, dan indah sesuai isi karya sastramu.

Saya pernah melakukan Eksperimen pada puisi Mari Berjuang dan Izinkan aku Tidak Mencintaimu. Puisi tersebut tidak saya optimasi sama sekali.

Saya hanya mengandalkan gambar ilustrasi yang menarik dengan memasang foto Najwa Shihab yang sedang mewawancarai kursi kosong, serta dua ekor monyet yang sedang duduk meringkuk.

Hasilnya, saya mendapati banyak klikers yang dengan sendirinya menekan jempolnya berkunjung pada kedua puisi tersebut.

Selain itu, kita bisa menambah daya tarik gambar ilustrasi dengan sedikit memberikan sentuhan manis mempercantik tampilan konten sastra kita.

Terkait ini Kompasianer Arrie Boediman La Ede bisa menjadi teladan.  Lihatlah betapa niatnya beliau mengolah setiap gambar ilustrasi dalam tiap puisinya, sangat apik bin epic.

Bikin gituan gak ribet kok, cukup lima menit saja untuk mempercantik ilustrasi kita pakai hape melalui aplikasi canva atau aplikasi sejenisnya. Contoh:

Olahan pribadi
Olahan pribadi

4. Bagikan Karyamu

Bagikan karyamu biar semua orang di dunia tahu. Jangan kalah sama Vlogger yang rajin sekali mengintimidasi para viewer untuk melakukan share video mereka: Like share n susbskreb yaa.

Kalau ingin karya sastra kita banyak yang baca ya jangan ogah-ogahan untuk membagikan tautan ke teman-temanmu. Tinggal klik tombol bagikan lalu bagikan ke sosmed kamu. 

Akan lebih efektif lagi jika kamu membagikan link karyamu secara pribadi dengan memanfaatkan fitur broadcast WA. Ini akan memperoleh hasil lebih baik jika dibandingkan dengan sekedar memasang link lewat story/status.

Atau, kamu juga bisa mencoba sedikit mengeluarkan modal beberapa ribu untuk memasang iklan di facebook atau instagram. Dijamin dah klik bakal mengalir deras bagaikan air terjun.

5. Menyapa Kompasianer Lain

Blogwalking adalah kebiasaan blogger jaman dulu yang sekarang hampir punah padahal manfaatnya luarbiasa. Selain bisa menambah keakraban sesama blogger, blogwalking juga sangat berpengaruh dalam menambah klikers karya kita. 

Apa susahnya saling berkunjung untuk sekedar menyapa teman teman sesama blogger: “Hallo Gan! Nice posting. Aku punya artikel baru nih, jangan lupa kunbal ya!” Tidak baik jika kita menjadi silent reader atau cuma posting saja habis itu cuek.

Cobalah sekali-kali turun gunung untuk berkunjung menyapa Kompasianer lain meski hanya sekedar vote atau komen basa-basi. Kunjungan balik dari kompasianer bakal mampu mendongkrak jumlah klik pada karyamu.

Tetapi, kalau bisa sih saat kamu blogwalking, baca juga isi artikel mereka dengan seksama. Bukan sekedar nitip vote ya.

6. Perbaiki Karya

Jika ingin karya sastra kita laris klik, sajikanlah para pembaca dengan karya yang keren. Usahakan agar setiap karya yang kamu unggah telah dioptimasi dengan baik dari segi isi, tampilan, dan pesan yang ingin kamu sampaikan. 

“Content is King!”  begitulah jargon blogger sejati. Jargon itu juga yang perlu diterapkan dalam penerbitan daring karya sastra milikmu.

Kriteria karya sastra yang keren bagaimana? Untuk unggahan di kompasiana, Karya sastramu terbilang keren jika setidaknya kamu mampu mendapatkan dua jenis vote: pertama menarik, kedua opsional diantara inspiratif, bermanfaat, menghibur, aktual dan unik.

Karya sastramu terbilang super keren jika kamu berhasil menggondol 6 jenis vote itu sekaligus dalam satu unggahan. Sulit memang. Sayapun sejauh ini baru bisa mengumpulkan 4 jenis vote dalam satu puisi. Tapi meski sulit, saya yakin kamu bisa kok.

Sajak Kucing mendapatkan 4 jenis vote/tangkapan layar pribadi
Sajak Kucing mendapatkan 4 jenis vote/tangkapan layar pribadi
Jangan mudah terlena dengan pujian basa-basi orang-orang dan jangan pula berpatah hati ketika ada orang yang menghina karya kita.

Fokuslah untuk menemukan kekurangan karya kita, lalu jadikan kekurangan tersebut untuk memperbaiki karya kita selanjutnya.

Dengan menyajikan konten yang keren, kita tidak perlu ngos-ngosan meminta orang-orang untuk membaca tulisan kita.

Jika konten sastra kita keren, orang-orang tersebut bakal dengan senang gembira memburu dan menunggu setiap karya kita.

Bab Penutup: Pesan dari Keset

Berikut ini pesan dari keset depan rumahku untuk saya, para kaum Fiksiana, dan para sastrawan daring:

Karya sastra itu abadi: tidak akan basi.

Sastra mewujdkan keinginan Chairil Anwar untuk Hidup Seribu Tahun Lagi.

Sampai saat ini Ia masih hidup berkat karya sastranya yang abadi.

Maka, Tidak usah berkecil hati dengan jumlah klik.

Jadilah diri sendiri. Berkaryalah sesuka hati. Pembaca akan menemukan jalannya sendiri

Di bulan Bahasa ini, mari gempur Kompasiana dengan konten-konten artikel sastra.

Maaf jikalau bahasa artikel yang belepotan ini menjadi ancaman yang merusak kesucian bahasa Indonesia.

Jadi saya cukupkan saja.
Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun