Tahukah kamu? Sejak tahun 2015, bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga).
Belkaga adalah pemberian obat anti cacing filaria kepada seluruh penduduk yang tinggal di wilayah endemis penyakit kaki gajah setiap bulan oktober selama 5 tahun berturut-turut.
Setiap bulan oktober, para tenaga promkes semakin gencar nih melakukan kampanye kesehatan tentang pencegahan kaki gajah.
Hal ini dilakukan demi mewujudkan cita-cita Indonesia terbebas dari penyakit kaki gajah pada tahun 2020, Sob.
Lho, ini kan sudah tahun 2020. Apakah Indonesia sudah berhasil bebas dari penyakit kaki gajah?
Di Indonesia kaki gajah tergolong penyakit yang sangat jarang, sob. Jumlahnya kurang dari seribu kasus pertahun.
Jumlah kasus penyakit kaki gajah di Indonesia juga terus mengalami penurunan. Rata-rata dari 19,5% pada tahun 1980 menjadi 4,7% saja pada tahun 2014.
Meskipun tren kasus kaki gajah cenderung menurun, Jika kita menilik grafik selama sepuluh tahun sebelumnya, angka kasus kaki gajah di Indonesia masih terlihat fluktuatif naik dan turun, Sob.
Bahkan berita terbaru tahun 2020, di Kabupaten Pulau Morotai ditemukan kasus baru kaki gajah setelah sempat nihil selama kurun waktu empat tahun terakhir.
Hal tersebut menunjukkan penyakit kaki gajah belum musnah, Indonesia belum terbebas sepenuhnya dari ancaman penularan kaki gajah.
Maka, demi mewujudkan Indonesia terbebas dari kaki gajah 2020,kita harus waspada dengan penyakit ini.
Upaya-upaya pencegahan kaki gajah harus tetap digencarkan dan tidak boleh kendor meskipun sekarang dalam situasi pandemi, sob.
Lha, Kaki gajah kan jarang terjadi, Kenapa harus tetap kita waspadai, Sob? Bukankah corona lebih berbahaya?
Ya.. Sama-sama bahaya. Sama-sama penyakit. Sama-sama menular. Tapi keduanya jelas beda, sob. Aku gak mau banding-bandingin, Ini fokus ke kaki gajah saja.
Kaki gajah, atau biar lebih indah kita sebut saja Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening, dan ditularkan oleh nyamuk.
Entah nyamuk culex, aedes, anopheles, nyamuk kebon, atau apapun itu semua spesies nyamuk dapat menjadi vektor perantara bagi penyakit filariasis.
Di Indonesia ada tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria branchofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Sebanyak 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing Brugia malayi. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya.Â
Ketika nyamuk mengisap darah dari seseorang yang mengandung cacing filaria, maka cacing tersebut akan turut menginfeksi nyamuk.
Selanjutnya, nyamuk yang telah terinfeksi ini akan menularkan cacing filaria ketika menggigit orang lain.
Dalam tubuh manusia, cacing filaria tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfa sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, lengan, payudara, tungkai serta bagian kantong menyan.
Proses terjadinya pembengkakan terjadi bertahun-tahun sehingga mayoritas penderita filariasis tidak menunjukkan gejala sama sekali pada fase awal-awal terinfeksi.
Walaupun filariasis jarang menimbulkan kematian, tetapi filariasis dapat menimbulkan kecacatan yang menurunkan produktifitas, meningkatkan beban psikologis diri dan keluarga, serta dapat mengganggu ekonomi.Â
Hal itu menyebabkan penderita dapat mengalami penurunan kualitas hidup. Itulah alasan kenapa kita patut waspada dengan penyakit ini, Sob! Jangan sampai deh kita atau keluarga kita terkena Filariasis.
Terus, Bagaimana cara mencegah agar tidak terkena Kaki Gajah, Sob?
Bagi kamu yang bertempat tinggal di daerah yang masih menjadi endemis filariasis, pasti ada dah tuh petugas puskesmas yang bakal memberikan obat pencegahan masal (POPM) filariasis pada awal oktober ini atau nanti di akhir oktober secara gratis.
Kombinasi Obat yang diberikan itu berfungsi untuk mematikan caing-cacing filaria yang mungkin saja sedang berkembangbiak di dalam tubuhmu.
Selain itu, cacing-cacing berbahaya lain semacam cacing tambang, kremi atau cacing cambuk juga bakalan ikutan mati.
Dengan begitu, kamu bisa merasakan dua manfaat sekaligus, yaitu terlindung dari kaki gajah dan terlindung pula dari penyakit cacingan.
Semua penduduk dari usia 2 sampai 70 tahun yang tinggal di wilayah endemis wajib meminum obat pencegahan tersebut.
Jangan ogah-ogahan minum meskipun tidak merasakan gejala (Ibaratkan saja kamu OTG Corona). Minumlah sesuai arahan yang diberikan oleh petugas, cuma sekali dalam satu tahun, tapi bisa menyelamatkanmu di tahun-tahun berikutnya.
Apabila setelah minum obat ini kamu merasakan demam, mual atau sakit kepala dan akan makin terasa jika ada cacing filariasis di tubuhmu, kamu tidak perlu khawatir karena efek tersebut hanya sementara dan bakalan hilang (hubungi dokter jika masih berlanjut).
Selain dengan minum obat, upaya pencegahan filariasis yang perlu kamu lakukan setiap hari adalah sebagai berikut:
- Jaga kebersihan lingkungan dari genangan air, dan bersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamukÂ
- Hindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu saat tidur, menutup ventilasi dengan kassa rapat, dan menggunakan lotion anti nyamuk
- Menggunakan Pakaian tertutup ketika beraktifitas di lingkungan yang banyak nyamuk
- Senantiasa berdoa agar Tuhan memberikan kesehatan dan keselamatan pada diri dan keluargaÂ
Dengan melakukan demikian, kamu sudah berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia bebas filariasis pada tahun 2020. Yah.. meskipun kasus kaki gajah masih ada dan cacing-cacing filaria belum benar-benar musnah di tahun ini, rapopo.
Setidaknya  upaya pencegahan yang kita lakukan dapat secara signifikan mengurangi kaki gajah dan mendekati target Indonesia bebas Filariasis 2020.
Hingga akhirnya suatu saat nanti, penyakit yang melibatkan cacing, nyamuk, dan gajah yang terfitnah ini bisa benar-benar musnah sepenuhnya.
Demikian cerita dari saya. Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Selamat menyambut bulan oktober!
Semoga sehat dan bahagia selalu.
Salam!
Bacaan: Infodatin Kementerian Kesehatan 2018: Menuju Indonesia Bebas Filariasis; Situasi Filariasis di Indonesia (2019); PMK No.94 tahun 2014; Kasus Baru Filariasis di Kabupaten Pulau Morotai - antara
Baca Juga : Cara Bikin Anak yang tangkas; Mencegah penyakit gula di hari tua; Sudah punya Kotak P3k?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H