Hal tersebut menunjukkan penyakit kaki gajah belum musnah, Indonesia belum terbebas sepenuhnya dari ancaman penularan kaki gajah.
Maka, demi mewujudkan Indonesia terbebas dari kaki gajah 2020,kita harus waspada dengan penyakit ini.
Upaya-upaya pencegahan kaki gajah harus tetap digencarkan dan tidak boleh kendor meskipun sekarang dalam situasi pandemi, sob.
Lha, Kaki gajah kan jarang terjadi, Kenapa harus tetap kita waspadai, Sob? Bukankah corona lebih berbahaya?
Ya.. Sama-sama bahaya. Sama-sama penyakit. Sama-sama menular. Tapi keduanya jelas beda, sob. Aku gak mau banding-bandingin, Ini fokus ke kaki gajah saja.
Kaki gajah, atau biar lebih indah kita sebut saja Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening, dan ditularkan oleh nyamuk.
Entah nyamuk culex, aedes, anopheles, nyamuk kebon, atau apapun itu semua spesies nyamuk dapat menjadi vektor perantara bagi penyakit filariasis.
Di Indonesia ada tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria branchofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Sebanyak 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing Brugia malayi. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya.Â
Ketika nyamuk mengisap darah dari seseorang yang mengandung cacing filaria, maka cacing tersebut akan turut menginfeksi nyamuk.
Selanjutnya, nyamuk yang telah terinfeksi ini akan menularkan cacing filaria ketika menggigit orang lain.