Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Dengkul yang Menghamba Paha

9 September 2020   01:42 Diperbarui: 9 September 2020   01:35 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari hampir timbul. Pada sepucuk daun, buliran embun berkumpul saling dekap saling kecup hingga melebur.

Celah-celah jarik ketat rebah. Sepasang dengkul mendongak tegas.

Kami tidak pernah tidur!
Menjagamu ada di ketinggian adalah ibadah
Kami menjagamu dari mimpi-mimpi yang kejam.
Kami menjagamu dari mulut-mulut yang tajam
Kami akan selalu menjagamu sampai detik-detak jam terdiam.

Matahari sudah timbul. Pada permukaan dipan, kapas-kapas berkaparan saling lempar saling tampar hingga memar.

Seprai merah muda menganga kusut. Sepasang dengkul medongak mengejan.

Kami tidak pernah sarapan!
Mempertahankanmu ada di ketinggian adalah ibadah.
Kami kuat, menahanmu dari lemak-lemak yang berat.
Kami kuat, menahanmu dari daki dan keringat yang menyengat.
Kami akan selalu kuat menahan penjahat yang mendekatimu sampai akhir hikayat

Matahari muncul penuh. Di emperan jalan, debu-debu berhamburan saling sikut saling hinggap hingga mengasap.

Lipatan-lipatan memendek lusuh. Sepasang dengkul mendongak tegap.

Kami tidak pernah lelah!
Melindungimu ada di ketinggian adalah ibadah
Kami melindungimu dari pandangan bijibiji salak
Kami melindungimu dari sentuhan cakarcakar badak
Kami akan selalu melindungimu dari otak tak berakhlak sampai bumi menjadi kotak

Matahari tenggelam jauh. Pada lampu lima watt, ngengat-ngengat bergerombol saling adu saling baku hingga mati kena tipu si lampu.

Air sabun mengucur mulus. Sepasang paha merunduk jengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun